Sejarah dan Dinamika Filosofis Anarkisme (4)
Bentuk luar negara telah berubah selam
aperkembanganya, tetapi fungsi masih saja sama. Malahan negara semakin berhasil
mengatur kegiatan-kegiatan sosial supaya menampung kepentingan-kepentingannya.
Apakah negara itu monarki atau republik, sejarah mencatat bahwa fungsinya akan
selalu sama. Seperti fungsi-fungsi orga sebuah organisme,fungsisosial tidak
dapat dirubah dengan sewenang- wenang; misalnya seorang manusia tidak dapat
dengan semuanya melihat dengan telinganya dan mendengar dengan matanya.,
seorang manusia juga tidak dapat merubah organ penindas menjadi instrumen untuk
pembebasan manusia. Negara hanya bisa menjadi ‘dirinya sendiri’ : pelindung
eksploitasi masa dan hak-hak istmewa, pencipta golongan atas dan
monopoli-monopili yang baru. Siapa saja yang tidak menyadari fungsi negara,
sama sekali tidak mengerti latar belakang struktur sosial yang ada sekarang dan
tidak berkemampuan untuk memberika pandangan yang baru mengenai evolusi sosial
umat manusia.
Anarkisme bukanlah solusi yang di patenka untuk
semua masalah yang di hadapi umat manusia, bukanlah utopia dengan kententraman
sosial yangsempurna, seperti yang sering dikatakan orang, karena prinsipnya
anarkisme menolak konsep dan rencana yang mutlak. Anarkisme tidak percaya
dengan kebenaran yang mutlak, atau cita-cita yang pasti dalam perkembangan
umatmanusia. Anarkisme mewakili keragaman gaya hidup dan kondisi kehidupan
manusia, yang selalu ingin mencapai bentuk-bentuk ekspresi yang lebih tinggi,
dan kkarenanya, seseorang tidak dapat memberikan titik akhir yang pasti dan
cita-cita yang tetap. Kejahatan yang paling zalim adalah perubahan yang
dipaksakan terhadap keanekaragaman kehidupan sosial supaya menjadi beberapa
jenis yan tetap dan kemudian merubahnya lebih jauh lagi, menjadikan semuanya
seragam. Dukungan yang semakin sukses dalam menguasai berbagai macam kehidupan
sosial untuk kepentingannya, dan akibatkan semakin lumpuhnya kekuasan kreatif
dalam kebudayaan, bersaman dengan penyekatan perkembangan intelektual dan
sosial, dalam sebuah epos tertentu.
Negara totaliter dalah pertanda yang mengrika
dalam zaman ini; sebuah sistem yang mencoba untuk mencetak sebuah ekspresi
sosial dsan intelektual setiap orang, seperti pola yang ‘tak bernyawa’ yang
diatur oleh petunjuk yang mutlak, dan akan menindas dengan brutal setiap
perlwanan terhadap kondisi tersebut. Negara totaliter merupakan kemenangan
mesin politik atas otak manusia, rasionalisasi pikiran dan perasaan yang
kemudian akan meyudahkan segala bentuk budaya intelktual.
Anarkisme hanya mengakui kepentingan relatif atas
berbagai pemikiran dan prakarsa, institusi dan kekuatan sosial. Jadi, Anarkisme
bukan sebuah sistem yang tetap dan tertutup, tetapi merupakan kecenderungan
dalam perkembangan umat manusia. Filsapat Anarkisme yang berjuang untuk
memberikan kebebasan yang tidak dirintangi kepada semua orang dan kekuatan
sosial, dapat dikontraskan dengan, “pengawasan intelektual” yang dilakukan oleh
institusi-institusi pemerintah. Kebebasan pun hanyalah merupakan konsep yang
relatif, karena konsep ini cenderung berkembang menjadi lebih luas dan
menpengaruhi masyarakat yang lebih luas juga, dan dalam situasi yang lebih
beragam. Bagi Anarkis, kebebasan bukanlah sebuah konsep filsafat yang
abstrak,tetapi kemungkinan yang konkret bagi setiap orang untuk mengebangkan
kapasitas dan bakatnya secara penuh dan
kemudian mengkontribusikan bakatnya kepada masyarakat. Jika rintangan yang
berupa pengawasan politak yang membebani seorang semakin efisien dan harmoni; dan ini merupakan ukuran
kemajuan masyarakat dimana orang itu berkembang.
Ini merupakan sebab mengapa masa jaya kebudayaan
adalah dalam masa kelemahan politik. Hal
itu adalah alami karena sistem politik selalu disadari oleh rekayasa (mechanising) dan bukan perkembangan
alami kekuatan – kekuatan sosial. Negara dan kebudayaan adalah dua kutub
berbeda yang tidak dapat dipersatukan.Nietzsche mengerti dengan jelas mengenai
hal tersebut ketika dia menulis. “ Tidak ada seorang pun yang dapat
membelanjakan lebih daripada yang dipunyainya. Hal itu benar bagi individu dan
bagi sekelompok orang. Jika orang berbelanja untuk kekuasaan, untuk pertanian,
untuk usaha komersil atau kepentingan militer –jika seorang membelanjakan jumlah yang sama dalam bentuk pertimbangan
ketekunan, keingintahuan, keterampilan, kualitas yang merupakan jati diri
seseorang, untuk sesuatu, dia hanya akan mendapatkan yang satu dan tidak yang
lain. Kebudayaan dan negara-jangan sampai orang terperdaya – adalah saling
bertentang “ Kebudayaan Negara ide modern
. Yang satu hidup diatas yang lain, yang satu makmur dengan mengorbaankan yang
lain. Semua masa jaya kebudayaan adalah
pada waktu kemunduran politik apa yang dianggap hebat dalam arti kebudayaan
adalah non politik, boleh jadi anti politik “
Mekanisme
negara yang sangat kuat adalah rintangan bagi perkembangan menuju kebusdayaan
lebih tinggi dimana negara telah menjadi rapu, dimana pengaruh kekuasaan politik atas sumber-sumber kreatifitas dalam masyarakat direduksi
menjadi minimum, disana kebudayaan dasarnya kekuasaan politik selalu ingin
mencapai keseragaman dan cenderung untuk mengawasi aspek kehidupan sosial.
Setiap kebudayaan, kalau perkembangan
alaminya tidak terlalu diganggu dengan
berbagai halangan politik, akan mengalami pembaharuan abadi dari bentuk
aslinya, dan dari situ akan berkembang keanekaragaman aktivitas yang kreatif.
Setiap karya yang sukses, menimbulkan keinginan untuk menyempurnakannya dan
mencari inspirasi untuk perkembangan lebihlanjut.
Kekuasaan hanya berfungsi untuk menghancurkan,
selalu memelakukan pemaksaan dengan kesewenag-wenangan hukum. Ekspresi
intelektualnya adalah dogma, bentuk fisiknya adalah kekerasan.
Pendukung-pendukngnya menjadi bodoh dan brutal walaupun mereka adalah
orang-orang yang sebenarnya cakap dan berbakat. Seseorang yang selalu ingin
melaksanakan segalanya dalam susunan mekanik, akhirnya dirinya sendiri menjadi
mesin dan kehilangan seluruh rasa kemanusiaannya.
Dari pengertian tersebut, Anarkisme modern
dilahirkan dan mengambil kekuatan moral darinya. Hanyalah kebebasan yang bisa memberikan manusia
inspirasi untuk menghasilkan sesuatu yang hebat dan untuk menjalankan
transformasi sosial dan politikal. Seni memerintah manusia tidak pernah menjadi sebuah seni yang
mendidik dan memberikan manusia inspirasi untuk memperbaruikehidupan mereka.
Pemaksaan hanyalah merupakan penuntutan
pelaksanaan tugas-tugas monoton, yang akan menindas kelahiran inisiatip
yang vital, dan yang akan menghasilkan hamba-hamba, dan bukan manusia yang
bebas.
Kebebasan merupakan pokok kehidupan, dan merupakan kekuatan yang
mendorong perkembangan intelektual dan sosial, pencipta setiap pandangan yang
baru untuk masa depan umat manusia. Kebebasan manusia dari eksploitasi ekonomi
dan dari operasi intelektual dan politikal,yang secara tepat dikemukakan oleh
filosofis Anarkisme, merupakan sebuah syarat untuk evolusi kebudayaan ke
tingkat yang lebih tinggi dan umat manusia yang baru. [1] tamat
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D