Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Sejarah dan Dinamika Filosofis Anarkisme (4)

Bentuk luar negara telah berubah selam aperkembanganya, tetapi fungsi masih saja sama. Malahan negara semakin berhasil mengatur kegiatan-kegiatan sosial supaya menampung kepentingan-kepentingannya. Apakah negara itu monarki atau republik, sejarah mencatat bahwa fungsinya akan selalu sama. Seperti fungsi-fungsi orga sebuah organisme,fungsisosial tidak dapat dirubah dengan sewenang- wenang; misalnya seorang manusia tidak dapat dengan semuanya melihat dengan telinganya dan mendengar dengan matanya., seorang manusia juga tidak dapat merubah organ penindas menjadi instrumen untuk pembebasan manusia. Negara hanya bisa menjadi ‘dirinya sendiri’ : pelindung eksploitasi masa dan hak-hak istmewa, pencipta golongan atas dan monopoli-monopili yang baru. Siapa saja yang tidak menyadari fungsi negara, sama sekali tidak mengerti latar belakang struktur sosial yang ada sekarang dan tidak berkemampuan untuk memberika pandangan yang baru mengenai evolusi sosial umat manusia.

Anarkisme bukanlah solusi yang di patenka untuk semua masalah yang di hadapi umat manusia, bukanlah utopia dengan kententraman sosial yangsempurna, seperti yang sering dikatakan orang, karena prinsipnya anarkisme menolak konsep dan rencana yang mutlak. Anarkisme tidak percaya dengan kebenaran yang mutlak, atau cita-cita yang pasti dalam perkembangan umatmanusia. Anarkisme mewakili keragaman gaya hidup dan kondisi kehidupan manusia, yang selalu ingin mencapai bentuk-bentuk ekspresi yang lebih tinggi, dan kkarenanya, seseorang tidak dapat memberikan titik akhir yang pasti dan cita-cita yang tetap. Kejahatan yang paling zalim adalah perubahan yang dipaksakan terhadap keanekaragaman kehidupan sosial supaya menjadi beberapa jenis yan tetap dan kemudian merubahnya lebih jauh lagi, menjadikan semuanya seragam. Dukungan yang semakin sukses dalam menguasai berbagai macam kehidupan sosial untuk kepentingannya, dan akibatkan semakin lumpuhnya kekuasan kreatif dalam kebudayaan, bersaman dengan penyekatan perkembangan intelektual dan sosial, dalam sebuah epos tertentu.

Negara totaliter dalah pertanda yang mengrika dalam zaman ini; sebuah sistem yang mencoba untuk mencetak sebuah ekspresi sosial dsan intelektual setiap orang, seperti pola yang ‘tak bernyawa’ yang diatur oleh petunjuk yang mutlak, dan akan menindas dengan brutal setiap perlwanan terhadap kondisi tersebut. Negara totaliter merupakan kemenangan mesin politik atas otak manusia, rasionalisasi pikiran dan perasaan yang kemudian akan meyudahkan segala bentuk budaya intelktual.

Anarkisme hanya mengakui kepentingan relatif atas berbagai pemikiran dan prakarsa, institusi dan kekuatan sosial. Jadi, Anarkisme bukan sebuah sistem yang tetap dan tertutup, tetapi merupakan kecenderungan dalam perkembangan umat manusia. Filsapat Anarkisme yang berjuang untuk memberikan kebebasan yang tidak dirintangi kepada semua orang dan kekuatan sosial, dapat dikontraskan dengan, “pengawasan intelektual” yang dilakukan oleh institusi-institusi pemerintah. Kebebasan pun hanyalah merupakan konsep yang relatif, karena konsep ini cenderung berkembang menjadi lebih luas dan menpengaruhi masyarakat yang lebih luas juga, dan dalam situasi yang lebih beragam. Bagi Anarkis, kebebasan bukanlah sebuah konsep filsafat yang abstrak,tetapi kemungkinan yang konkret bagi setiap orang untuk mengebangkan kapasitas dan  bakatnya secara penuh dan kemudian mengkontribusikan bakatnya kepada masyarakat. Jika rintangan yang berupa pengawasan politak yang membebani seorang  semakin efisien  dan harmoni; dan ini merupakan ukuran kemajuan masyarakat dimana orang itu berkembang.
Ini merupakan sebab mengapa masa jaya kebudayaan adalah dalam masa kelemahan  politik. Hal itu adalah alami karena sistem politik selalu disadari  oleh rekayasa (mechanising) dan bukan perkembangan alami kekuatan – kekuatan sosial. Negara dan kebudayaan adalah dua kutub berbeda yang tidak dapat dipersatukan.Nietzsche mengerti dengan jelas mengenai hal tersebut ketika dia menulis. “ Tidak ada seorang pun yang dapat membelanjakan lebih daripada yang dipunyainya. Hal itu benar bagi individu dan bagi sekelompok orang. Jika orang berbelanja untuk kekuasaan, untuk pertanian, untuk usaha komersil atau kepentingan militer –jika seorang membelanjakan  jumlah yang sama dalam bentuk pertimbangan ketekunan, keingintahuan, keterampilan, kualitas yang merupakan jati diri seseorang, untuk sesuatu, dia hanya akan mendapatkan yang satu dan tidak yang lain. Kebudayaan dan negara-jangan sampai orang terperdaya – adalah saling bertentang “ Kebudayaan  Negara ide modern . Yang satu hidup diatas yang lain, yang satu makmur dengan mengorbaankan yang lain. Semua masa jaya  kebudayaan adalah pada waktu kemunduran politik apa yang dianggap hebat dalam arti kebudayaan adalah non politik, boleh jadi anti politik “          
    
 Mekanisme negara yang sangat kuat adalah rintangan bagi perkembangan menuju kebusdayaan lebih tinggi dimana negara telah menjadi rapu, dimana pengaruh  kekuasaan politik atas sumber-sumber  kreatifitas dalam masyarakat direduksi menjadi minimum, disana kebudayaan dasarnya kekuasaan politik selalu ingin mencapai keseragaman dan cenderung untuk mengawasi aspek kehidupan sosial.

Setiap kebudayaan, kalau perkembangan alaminya  tidak terlalu diganggu dengan berbagai halangan politik, akan mengalami pembaharuan abadi dari bentuk aslinya, dan dari situ akan berkembang keanekaragaman aktivitas yang kreatif. Setiap karya yang sukses, menimbulkan keinginan untuk menyempurnakannya dan mencari inspirasi untuk perkembangan lebihlanjut.

Kekuasaan hanya berfungsi untuk menghancurkan, selalu memelakukan pemaksaan dengan kesewenag-wenangan hukum. Ekspresi intelektualnya adalah dogma, bentuk fisiknya adalah kekerasan. Pendukung-pendukngnya menjadi bodoh dan brutal walaupun mereka adalah orang-orang yang sebenarnya cakap dan berbakat. Seseorang yang selalu ingin melaksanakan segalanya dalam susunan mekanik, akhirnya dirinya sendiri menjadi mesin dan kehilangan seluruh rasa kemanusiaannya.

Dari pengertian tersebut, Anarkisme modern dilahirkan dan mengambil kekuatan moral darinya. Hanyalah  kebebasan yang bisa memberikan manusia inspirasi untuk menghasilkan sesuatu yang hebat dan untuk menjalankan transformasi sosial dan politikal. Seni memerintah  manusia tidak pernah menjadi sebuah seni yang mendidik dan memberikan manusia inspirasi untuk memperbaruikehidupan mereka. Pemaksaan hanyalah merupakan penuntutan  pelaksanaan tugas-tugas monoton, yang akan menindas kelahiran inisiatip yang vital, dan yang akan menghasilkan hamba-hamba, dan bukan manusia yang bebas.

Kebebasan merupakan pokok kehidupan, dan merupakan kekuatan yang mendorong perkembangan intelektual dan sosial, pencipta setiap pandangan yang baru untuk masa depan umat manusia. Kebebasan manusia dari eksploitasi ekonomi dan dari operasi intelektual dan politikal,yang secara tepat dikemukakan oleh filosofis Anarkisme, merupakan sebuah syarat untuk evolusi kebudayaan ke tingkat yang lebih tinggi dan umat manusia yang baru. [1] tamat




[1] Diambil dari artikel yang tidak diketahui sumber dan penulisnya

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D