Dunia Yang Suram
Hari itu, dibawah terik matahari membakar tubuh, terlihat seorang lelaki berusia 11 tahun bertubuh tegag, gaya rambut belah samping, mengenakan seragam SD berjalan menuju gubuk seukurang lapangan voli, yang tak lain adalah tempat tingalnya bersama ayah, ibu dan kelima saudaranya.
Lelaki itu berinisial UP, anak pertama
dari enam barsaudar, ayahnya seorang petani, ibunya bekerja selaku ibu rumah
tangga. kehidupan serba tak berkecukupan menjadi penghalang untuk melanjutkan sekolah
dibangku SMP.
Ia tumbuh dewasa dalam lingkungan yang jauh
dari cahaya, teman sebayanya yang seharusnya menuntut ilmu dibangku sekolah
malah memilih bekerja menjadi kuli bangunan untuk membantu meringankan beban
orang tua.
Pergaulan bebas menuntunnya kearah yang suram.
setiap malam ia keluyuran tanpa tujuan yang pasti. minuman, mencuri, judi,
adalah kawan setianya. Ia tak lagi menghiaraukan perkataan orang tuanya untuk
meningalkan kebiasaan buruk yang telah mendarah daging dalam dirinya. orang
tuanya hanya bisa pasrah dan berharap suatu saat nanti Allah swt membukan pintu
hidayah bagi anaknya agar ia bisa kembali kejalan yang benar.
***
Prilakunya sudah diluar batas, ia semakin larut
dalam lembah kehinaan. suatu malam, ia dan kelima kawannya tengah asyik meminum
minuman keras, nyayian yang diiringi suara gitar membahana hingga ke angkasa.
tibah-tibah saja terdengar suara “up!!
gimana nih, rokoknya habis minuman masih ada, masa kita minum tanpa rokok, nga
asyik banget tau’”, mendengar perkataan salah satu temannya itu, ia lalu
bangkit dari duduknya dan mengajak salah seorang temannya untuk kesuatu tempat.
sesampainya di tempat itu, ia berkata “ tungu saya disisni? “Ok bro” jawab
kawannya. Ia kemudian memanjat dinding warung yang terbuat dari kayu. 15 menit telah
berlalu, ia kembali dengan membawah kresek berisikan lima bungkus rokok Marlboro
merah dan 20 bungkus kacang garing. “ok bro, rokoknya uda ada mari kita kembali
ke posisi semula dan melanjutkan pesta minumnya” tuturnya. Ia lalu bergegas
menghampiri keempat kawannya yang tak sabaran ingin menghisap rokok.
Malam berganti siang, masyarakat setempat heboh
dengan berita kehilangan 15 bungkus rokok marlboro dan 20 bungkus kacang
garing. Tak terima kehilangan barang, sang pemilik warung yang tak lain adalah
pamannya sendiri mendatangi dukun dan menanyakan siapakah yang telah berani
mengambil barang dagangannya,. Dukun tersebut berkata “ tak usa
dibesar-besarkan yang mengambil barang kamu adalah keponakan kamu sendiri”.
mendengar perkataan dukun itu, ia lalu menemui saudaranya dan memberitahukan
perbuatan anaknya. Tak kuasa menahan malu, orang tuanya memutuskan untuk
menjual sepetak tanah yang luasnya sekitar 5x10 dengan harga 10 juta lalu pindah ke kota baru..
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D