Sejarah dan Dinamika Filosofis Anarkisme (3)
Dalam masyarakat, selama masih ada kelompok
manusia yang berharta dan yang tidak, negara merupakan sebuah institusi yang
sangat diperlukan untuk melindungi hak-hak istimewa kelompok minoritas yang
berharta. Kalau kondisi ketidak adilan sosial tersebut lenyap, Akan ada sebuah
struktur sosila yang baru yang tidak mengakui hak-hak istimewa, Dan mengatas
namakan kepentingan sosial, pemerintahan manusia harus dirubah menjadi
pengurusan administrasi ekonomi dan sosial. Hal tersebut dikemukakan oleh
Saint-Simon. “ Saatnya akan tiba dimana seni memertintah akan lenyap. Seni yang
baru akan muncul yaitu seni untuk beraministrasi “
Dia juga menolak teori yang dipertahankan oleh
mark dan pengikutnya bahwa negara, dalam bentuk kediktatoran proletar,
merupakan sebuah tahap transisi yang dibutuhkan menuju masyarakat tanpa
golongan, dan setelah konflik antar golongan dihapuskan, negara akan bubar
dengan sendirinya dan lenyap dengan sendirinyadandari kehidupan masysarakat.
Konsep tersebut keliru dalam analisanya mengenai sifat negara yang sesungguhnya
dan sejarah mengenai kekuasaan politik. Teori mark tersebut hanya menganggap
sejarah sebagai konswekwensi logika dari materialisme ekonomik. Yang kemudian
menganggap semua fenomena sejarah sebagai akibat-akibat yang tidak bisa
dihindari dari metode produksi (sistem ekonomi) pada waktu itu. Orang-orang
yang diprngaruhi oleh teori tersebut menganggap berbagai bentuk negara dari
institusi sosial sebagai sebuah “struktur politikdan hukum yang sangat besar
dalam” gedung ekonomi”masyarakat, dan mereka berpikir bahwa kunci proses
sejarah telah ditemukan dalam teori tersebut. Sebenarnya setiap tahap dalam
sejarah memberikan kita beribu-ribu contoh bagaimana perkembangan ekonomi
sebuah negara menjadi tersendat dan dipaksa diatur sedemikian rupa (sehingga
menyebabkan kemunduran) oleh perjuangan-perjuangan untuk kekuasaan politik.
Sebelum monarki bangkit, Spanyol merupakan sebuah
negara industri yang paling maju di eropa dan juga merupakan ekonomi yang
produktif hampir dalam semua bidang. Tetapi seratus tahun setelah kemenangan
monarki kristen, kebanyakan industri disana telah lenyap dan yang tersisapun
sudah dalam keadaan yang buruk.disebagian besar industri, metode produksi telah
kembali kepada cara-cara primif. Pertanian hancur, dan kanal dan jalan air
banyak yang hancur,dan banyak daerah diluar kota yang menjadi padang pasir.
Sampai hari ini, spanyol belum berhasil kembali dari kemundurannya itu.
Aspirasi kasta tertentu untuk menikmati kekuasan politik telah mengorbankan
perkembangan ekonomi.
Absulutisme yang diadvokasi oleh monarki di eropa
dengan “angkatan bersenjata ekonominya” yang lucu dan “undang-undang
perindutriannya” yang memberihukuman berat bagi yang menyimpang dari metode
produksi yang sudah ditetapkan, dan yang tidak mengizinkan ciptaan-ciptaan yang
baru, undang-undang yang menyekat kemajuan industri dinegara eropa. Dan
bukankah perhitungan mengenai kekuasan politik, yang setelah perang dunia,
selalu menolak dengan keras dengan jalan keluar dari kerisis ekonomi, dan
memberikan massa depan semua negara kepada jendral-jendral’
petualang-petualang’ politik yang bermain politik? Siapa yang menyatakan bahwa
fazisme modenr adalah konsukwensi ekonomi yang tidak dapat dihindarkan?
Tetapi,dirusia, dimana apa yang disebut
kediktatoran ploletar telah menjadi kenyataan, aspirasi-aspirasi untuk kekuasan
politik telah menghalangi rekonstruksi ekonomi sosial yang asli dantelah
memaksa negara tersebut dalam perbudakan dalm kapitalisme negara. Kediktatoran
ploletar yangyang dipercayai oleh mereka yang lugu, sebagai masa transisi,
telah menjadi dotisme yang menakutkan, yang tidak ada bedanya dengan kezaliman
negara fasis. Jikalau disimak dengan pengalaman-pengalaman dalam sejarah
penegasan bahwa negara mesti dipertahankan sampai konflik antar golongan
berakhir, terdengar seperti lelucon yang buruk.
Setaiap kekuasan poltik mensyaratkan berbagai
bentuk perbudakan manusia, untuk mempertahankan keberadaanya. Secaraeksternal,
dalam hubungan dengan negara-negaralain, sebuah institusi negara harus
menciptakan pertentangan arfisial untuk membenarkan keberadaannya. Secara
internal,perpecahan masyarakat berdasarkan kasta, tingkatan dan golongan,
merupakan kondisi yang diperlukan untuk mempertahankan adanya sebuah negara.
Negara hanya bisa melindungi hak-hak istimewa yang sudah ada dan menciptakan
yang baru, dalam kalimat tersebut fungsi negara telah tuntas dibahas.
Negara yang baru diciptakan oleh revolusi sosial
dapat berfungsi untuk menamatkan hak-hak istimewa yang dimiliki oleh golongan
penguasa yang lama, tetapi ini hanya bisa terjadi kalau golongan penguasa yang
baru diciptakan secepat-cepatnya, golongan yang kemudian akan mempertahankan
kekuasaan. Perkembangan birokrasi bolshevis di rusia yang menyamar dengan
sebutan kediktatoran ploletar yang merupakan kediktatoran atas golongan
ploletar dan semua rakyat rusia merupakan kejadian yang baru yang (tetapi) telah berulang kali
terjadi dalam cacatan sejarah. Golongan yang berkuasa yang baru berkembang
dengan cepat menjadi aristokrat yang baru, yang terpisah dari massa di rusia
yang terdiri daripada petani dan pekerja, sama jelasnya dengan perpisahan
antara kasta-kasta dan golongan atas dengan rakyat yang jelata di negara-negara
lain.
Aa opini yang merasa keberatan kalau
komisarokrasi (komunis aristokrasi) disamakan dengan oligarki finansial dan
perindustrian yang kuat di negara-negara kapitalis. Tetapi ekspresi keberatan
ini tidak dapat dpertahankan bukanlah ukuran atau jangkauan hak-hak istimewa
yang di pentingkan, tetapi efeknya terhadap kehidupan orang Awam
sehari-hari.seseorang dari kaum pekerja di amerika bekerja dalam kondisi kerja yang
lumayan, menerima gaji yang cukup untuk makan, membeli pakaian dan tempat
tinggal di tempat yang pantas dan masih mempunyai sisa yang bisa dipakai untuk
hiburan; meskipun pekerja ini berkecukupan tentunya dia tidak puas dengan
(kesenjangan)majikannya yang mengantongi jutaan dollar. Tetapi pekerja di
rusia, yang menerima gaji yang mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
yang paling pokok, tentunya akan merasa lebih tidak puas ( dari pada pekerja
amerika) terhadap majikanya yang serba kecukupan, meskipun bukan kaya. Orang
yang susah mendapatkan sekadar roti kering untukmemuaskan laparnya, yang
tinggal di tempat kumuh, dan yang harus bekerja keras , tentunya akan merasa
benci dengan golongan atas (birokrat) yang tidak kekurangan apapun. Dengan situasi
bertambah buruk ketika negara yang despotis menidakan hak rakyat untuk
memprotes, jadi protes-protes dibuat dengan resiko nyawa mereka.
Distribusi kekayaan yang lebih merata dirusia,
bukanlah jaminan bahwa operasi sosial dan politik tidak ada. Hal tersebutlah
yang tidak pernah di mengerti oleh maxian dan aliran-aliran sosial otoriter
yang lain. Dipenjarapun didalam barakpun, distribusi kekayaan lumayan rata,
karena narapidana di berikan tempat tinggal yang sam, makanan yang sama,
seragam yang sama dan tugas tugas yang sama. Negara kuno inca di peru dan
negara kristen di paraguay telah berhasil mendistribusikan kekayaan secara adil
dan melalui sitem yang tetap, meskipun melalui dotisme yang lazim. Dalam
negara-negar- tersebut individu adalah merupakan alat untuk menjalani perintah
dan tidak mempnyai sedikitpun kekuasan atas tindakannya. Bukanlah tampa sebab,
proudhon mengatakan “sosial” tanpa kebebasan perbudakan yang paling buruk.
Keadilan hanyalan bisa berkembang dari naluri manusia untuk bebas dan di dasari
naluri tersebut. Dalam kalimat lain, sosiallisme adalah kebebasan atau tidak
sama sekali; kalau hal tersebut sudah diakui, adanya filsafat anarkisme, dapat
disahihkan.
Institusi-institusi mempunyai persamaan dengan
organ-organ hewan dan tanaman; sebai organ-organ masyarakat. Organ-organ tidak
timbul dengan sekonyong-konyongnya, tetapi kerena diperlukan (bagi
organismeyang mempunyainya) intuk hidup dalam lingkungan fisik dan sosial
(tertentu). Mata ikan yang tinggal didalam kedalaman laut tiadk sama dengan
mata organisme yang tinggal didaratan, kerena organ itu dipakai dalam
lingkungan yang berdeda. Kondisi yang berubah akan menyebabkan perubahan
terhadap organ-organ.tetapi organ-organ mempunyai fungsi yangsama (atau kurang
lebih sama) sepertiketika organ-organ tersebut pertama-tama tercipta. Dan
organ-organ tersebutakan lenyap pelan-pelan menjadi tidak penting, kalau
fungsinya sudah tidak diperlukan lagi oleh sebuah organisme. Tetapi sebuah
organ tidak pernah mempunyai fungsi yang tidak sesuai dengan fungsi sebenarnya.
Hal yang sama juga benar bagi institusi-institusi sosial yang tidak
timbul dengan sekonyong-konyongnya, tetapi adalh untuk memenuhi fungsi-fungsi
tersebut. Negara modern, merupakan evolusi dari ekonomi monopoli, yang kemudian
mengakibatkan penggolongan masyarakat kedalam kelas-kelas sosial yang
berbeda-beda secara mencolok. Golongan masyarakat yang berharta, merasa bahwa
mereka mereka memerlukan instrumen politik untuk mempertahankan hak-hak
istimewa mereka dalam urusan ekonomi dan sosial. Kemudian mereka mulai
memaksakan keinginan politik mereka tersebut kepada rakyat jelata. Setela itu,
timbul kondisi yang sangat cocok untuk evolusi negara modern, sebagai organ
kekuasaan politik golongan masyarakat atas, untuk menaklukkan dan menindas
rakyat lelata yang tidak berharta. Tugas tersebut di bebani kepada negara, dan
merupakan satu-satunya alasan eksistensi institusi negara. Dan negara selalu
mengemban tugas tersebut dengasnsetia.[1] bersambung
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D