Pengertian Hermeneutika
Dialektika pengetahuan tidak akan pernah padam. Semangat
keilmuan dalam diri kaum intelektual menumbuhkan rasa ingin tahu yang begitu
kuat sehingga lahirlah diskusi-diskusi ilmiah baik di ruang publik atau di
sudut-sudut kampus. Mendiskusikan berbagai hal telah menjadi ciri utama seorang
pelajar.
Sejak pertama kali peradaban keilmuan di Yunani terbentuk,
para filosof salin beradu pandangan dan gagasan sehingga memicu lahirnya
berbagai ilmu dan aliran pemikiran. Semangat para filosof tersebut diwarisi
oleh generasi-generasi setelahnya sehingga dunia keilmuan semakin kaya.
Berbagai macam teori dan ilmu bermunculan. Salah satunya adalah Hermeneutik.
Teori-teori hermeneutika yang saat ini berkembang pesat
di barat, khususnya Productive
hermeneutics ala Gadamer, ternyata memberikan kontribusi signifikan dan membuka
wacana baru dalam penafsiran teks suci, khususnya al-Qur’an. Para sarjana
muslim kontemporer seperti Hasan Hanafi, Farid Esack, dan Nasr Hamid Abu Zaid,
terilhami metode ini dalam menginterpretasikan al-Qur’an.[1]
Kajian ilmu ini
(hermeneutik) berusaha memahami teks sesuai dengan konteksnya. Dalam bahasa
Yunani, hermeneutika disebut hermeneutine dan hermenia yang bermakna
menafsirkan atau penafsiran terhadap teks, sebagaimana yang termuat dalam
risalah yang berjudul Peri Hermeneias. Dalam mitologi Yunani kuno, Kata hermeneutik di
asosiasikan dengan seorang utusan dewa bernama Hermes yang bertugas
menyampaikan, menerjemahkan, atau mengalihbahasakan pesan-pesan langit dalam
bahasa yang mudah dipahami manusia.
Menurut F. Budi
Hardiman, hermeneutika dapat didefenisikan dalam tiga hal yaitu: (1) Mengungkapkan
pikiran seseorang dalam kata-kata, menerjemahkan, dan bertindak sebagai
penafsir. (2) Usaha mengalihkan dari suatu bahasa asing yang maknanya tidak
diketahui dalam bahasa lain yang bisa dimegerti oleh pembaca. (3) Pemindahan ungkapan
pekiran yang kurang jelas, diubah menjadi ungkapan yang jelas. (Via Faiz,
2003:22) Oleh sebab itu, hermeneutika memiliki tiga unsur utama yaitu teks, penafsir, dan penerima.
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
menarik pembaasannya mas ringan dibaca
ReplyDeleteAda juga yg mengataakan bahwa hermeneutika adalah teori_teori untuk memahami teks secara utuh.
ReplyDeleteMudah dipahami.
ReplyDeleteGaya tulisannya ringan dan menarik. Makasih atas ilmunya bang
Bagaimana perkembangan hermeneutika di Indonesia? Mohon penjelasannya
ReplyDelete