Kaum Tertindas 1
“ Barangsiapa yang ingin
menjumpai-Ku maka carilah Aku di tengah orang-orang miskin dan tertindas.”
Rekaman sejarah perjuangan para
tokoh gerakan terkemukan, menitip pesan bahwa perubahan yang terjadi selama ini
adalah reaksi dari perlawanan terhadap kesewena-wenangan. Mereka berusaha
mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang telah dilecehkan oleh pihak-pihak
tertentu. Kebangkitan kaum tertindas untuk melawan kedzaliman, ketimpangan sosial,
ekploitasi, adalah perjuangan mulia.
Tak satupun manusia yang secara
sadar membiarkan dirinya terus berada dalam cengkrama penindasan. Mereka akan terus
berusaha melepaskan dirinya dari sangkar penindasan agar bisa menikmati
indahnya kebebasan.
Konsep pembebasan yang dikem-bangkan oleh kalangan
analis sosial pada umumnya mengatakan perangkat yang paling memungkinkan untuk
membangkit-kan perlawanan kaum proletar adalah mengusik sejumlah kepentingan
yang menyangkut hajat hidup kaum tertindas. Para pemimpin datang dengan gagasan
dan ide perlawanan untuk membangkitkan semangat perlawanan. Dengan gerakan
penyadaran seperti inilah kemudian sejarah mencatat kesuksesan demi
kesuk-sesan diperoleh. Gerakan
penyadaran ini pulalah yang digerakkan para pemimpinan sejarah untuk
membangkitkan semangat pengikutnya.
Sejarah mencatat bahwa berbagai revolusi yang pernah ada di muka bumi
seperti revolusi Perancis dan Rusia adalah karena penyadaran itu.
Islam
sebagai agama Ilahi, juga hadir untuk membebaskan manusia dari penindasan
sesama manusia. Kehadirannya menghilangkan sekat-sekat strata sosial yang dapat
melahirkan penindasan, dengan mengerus hak-hak hidup setiap manusia. Islam
menghadirkan ajaran kesetaraan kedudukan manusia di dunia dan di mata Tuhan.
Manusia hanya dapat diberikan kedudukan lebih tinggi dari yang lainnya jika
diukur dengan ilmu, amal dan takwanya. Bukan berdasarkan kekayaan ataupun
rasnya.
Dengan
Muhammad, kemaslahat-an manusia dan alam mendapatkan jaminan. Nabi Muhammad Saw
hadir membawa rahmat ketengah masyarakat yang hampir mengalami kebangkrutan
budaya. Masyarakat yang tadinya tidak dikenal sejarah dan peradabannya kecuali
kejahilan. Di mana-mana pembantaian, penindasan, peperangan dan pemerkosaan
menghiasi berbagai berita. Di tengah kondisi seperti inilah Nabi Muhammad Saw tampil
dengan konsep perubahan dan pembaharuan sehingga tatanan peradaban jahiliyah
sirna dengan tampilnya cahaya kebenaran. Perubahan dari dzulumat menuju nur,
dari jahiliyah ke peradaban Islam, dari kebodohan meraih kecerdasan, dari
ketertinggalan mengapai kemajuan dan dari ketertindasan meraih kemerde-kaan.
Jika
suatu kaum mendapatkan dirinya dalam keadaan terpuruk, kaum tersebut harus
merubah dirinya menuju kebangkitan positif. Menuju perubahan positif memerlukan
pengorbanan baik pikiran, tenaga bahkan air
mata dan darah. Namun perubahan tidak akan pernah tercapai tanpa kehadiran
seorang pemimpin. Kehadiran seorang pemimpin niscaya dan mutlak, karena darinya
bimbingan, arahan dan kepemimpinan
menentukan arah sebuah perubahan. Perubahan yang akan menuntun dan memberikan
advokasi dan pembelaan golongan yang lemah dan tertindas. Situasi seperti ini
memang dijanjikan oleh Allah sebagaimana firmannya, “Dan Kami hendak
memberikan karunia kepada mereka yang tertindas di bumi, Kami jadikan mereka
menjadi pemimpin-pemimpin dan Kami jadikan mereka sebagai pewaris.(QS.
28:5).
Kehadiran
pemimpin bukan hanya memberi harapan tapi sekaligus sebagai suluh dan oase
bangkitnya api perlawanan dan kehidupan kaum yang tertindas. Ketika mereka
dimusuhi oleh bangsawan Quraisy, Rasulullah Saw datang memberikan harapan.
Ketika kaum Nabi Mûsâ ditindas oleh Raja Fir’aun, Nabi Musa memperjuangkan
kebebasan mereka. Walaupun mereka harus melewati belahan laut merah untuk
mendapatkan kemenangan, dan meneng-gelamkan Fir’aun di laut merah. Kemena-ngan
memang harus diraih dengan pengorbanan. Kemenangan bukanlah sesuatu yang
diberikan tetapi memang sesuatu yang harus diperjuangkan. Apalagi kemenangan
untuk mengalah-kan kebatilan dan kezaliman, keme-nangannya bahkan harus dengan
pengor-banan darah dan air mata.
Janji-janji
Allah dalam surat diatas hanya dapat teralisasi jika pemim-pin hadir memberikan
pengayoman kepada kaum tertindas. Pemimpin yang dapat membangkitkan api
perlawanan serta kemanusiaan dengan menunjukkan secara jelas jalan yang benar.
Seperti contoh yang dapat kita lihat pada Rasulullah Saw dan Nabi Mûsâ as
sebagai pembela kaum tertindas dan terampas kemerdekaannya oleh penguasa. Dalam
sebuah riwayat dikatakan bahwa cara hidup Rasulullah Saw adalah seseder-hana
orang yang paling sederhana di kaumnya. Hati Rasulullah Saw tidak tenang
sebelum ummatnya terbebas dari kelaparan dan ketertindasan. Bahkan Rasulullah
dalam salah satu sabdanya berkata, “Kelak nanti aku akan dibangkitkan
bersama dengan orang-orang miskin dan tertindas.” Hadis ini mengambarkan betapa dekatnya
hubungan antara dirinya dengan sahabatnya.(bersambung)
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
Bacaan bergizi
ReplyDelete