Oktober 1917: Revolusi macam apa?
Tak
pelak lagi bahwa secara garis besar, revolusi sosialis Oktober 1917 membenarkan
teori Revolusi Permanen. Namun baru-baru ini muncul argumentasi baru dalam buku
Doug Lorimer berjudul "Trotsky's Theory of Revolution: A Leninist
Critique". Dalam buku tersebut Doug Lorimer berusaha menyelamatkan teori
tahapan dengan beragumen bahwa Revolusi Oktober bukan revolusi sosialis
melainkan revolusi demokratik, karena sampai bulan Oktober 1918 kaum tani masih
menuntut bidang-bidang tanah swasta. Trotsky juga dituduh kurang memperhatikan
peranan kelas petani dalam revolusi.
Ini
tidak benar. Dalam tulisan utamanya tentang revolusi permanen Trotsky menulis:
Proletariat yang berkuasa akan berdiri
di depan kaum tani sebagai pembebas. Dominasi kaum proletariat akan berarti
bukan hanya persamaan hak demokratik, pemerintahan bebas, peralihan seluruh
beban perpajakan ke bahu kelas-kelas kaya ... tetapi juga pengakuan akan semua
pengambil-alihan tanah yang dilakukan kaum tani. Proletariat akan membuat
perubahan itu sebagai landasan untuk langkah-langkah lebih lanjut yang akan
dilakukan oleh negara di bidang pertanian. Dalam keadaan semacam ini kaum tani
Rusia, dalam periode pertama revolusi yang paling sulit, akan berkepentingan
untuk mempertahankan rezim proletarian ...
Trotsky
memang berpendapat bahwa kelas petani tidak bisa memainkan peranan
*independen*. Dalam hal ini dia sependapat dengan Marx dan Engels. Kaum tani
selalu dipimpin oleh unsur-unsur urban. Bahkan dalam revolusi Maois di Cina,
yang biasanya dianggap sebagai "revolusi petani", sebenarnya yang
menjadi kelas penguasa baru adalah unsur-unsur urban. Dalam revolusi Oktober di
Rusia kaum tani dipimpin oleh kelas buruh, yang mendominasi soviet-soviet
(dewan-dewan revolusioner).
Trotsky
juga berpendapat bahwa kelas petani tidak bisa diandalkan secara keseluruhan,
melainkan kaum buruh harus terutama berupaya untuk mengambil hati unsur-unsur proletarian
(buruh tani, tani miskin) di pedesaan. Sedangkan Lenin (sebelum tahun 1917) percaya,
kelas petani sebagai kelas independen akan bersekutu dengan kelas buruh. Doug
Lorimer menganggap teori Lenin yang lama itu benar. Tapi teori ini justeru
ditinggalkan oleh Lenin sendiri dalam Tesis-tesis April yang senada dengan
pendapat Trotsky. Dalam tesis-tesis tersebut Lenin mengusulkan:
Nasionalisasi terhadap seluruh tanah
di dalam negeri, tanah harus diatur oleh Soviet-soviet lokal yang terdiri atas
Utusan-utusan Buruh Tani. [Kita memerlukan] organisasi terpisah Soviets yang
terdiri atas Utusan-utusan Tani Miskin.
Doug
Lorimer menuduh Trotsky meremehkan kelas petani, dan Doug Lorimer mengutip
sebuah tulisan di mana Trotsky mengatakan, kelas petani akan "memalingkan
wajahnya yang bermusuhan kepada proletariat" karena dalam revolusi
sosialis, kolektivisme akan menjadi agenda utama dan kaum petani memiliki
mentalitas borjuis kecil. Sedangkan waktu Revolusi Oktober kaum Bolsyevik masih
menjunjung tinggi tuntutan kaum tani untuk mendapatkan bidang-bidang swasta.
Sehingga Revolusi Oktober (menurut Doug Lorimer) bukanlah sebuah revolusi
sosialis melainkan revolusi demokratik, dan baru beberapa waktu kemudian
beralih ke tahap sosialis.
Argumentasi
ini membingungkan. Tentu saja sebuah revolusi sosialis tidak akan
menjungkirbalikkan semua tatanan sosial dalam sekali pukul. Ini sudah jelas
dalam Manifesto Komunis, di mana Marx dan Engels menuliskan bahwa:
… langkah pertama dalam revolusi kelas
buruh, adalah mengangkat proletariat pada kedudukan kelas yang berkuasa,
memenangkan perjuangan demokrasi. Proletariat akan menggunakan kekuasaan
politiknya untuk merebut, selangkah demi selangkah, semua kapital dari
borjuasi, memusatkan semua perkakas produksi ke dalam tangan Negara, artinya,
proletariat yang terorganisasi sebagai kelas yang berkuasa; dan untuk meningkatkan
jumlah tenaga-tenaga produktif secepat mungkin.
"Selangkah
demi selangkah..." Untuk perubahan secara bertahap ini, Marx dan Engels
mengajukan 10 reform radikal yang belum merupakan program sosialis lengkap,
namun langkah-langkah ini jelas dimaksudkan sebagai tahap-tahap awal
transformasi sosialis. Jadi fakta bahwa revolusi Bolsyevik bermula dengan
langkah-langkah "transional" hanya membuktikan bahwa revolusi itu
konsisten dengan perkembangan revolusi sosialis yang diharapkan oleh Marx
sendiri.
Yang
diramalkan Lenin pada tahun 1905 dalam tulisan "Dua Taktik" bukanlah
tahapan-tahapan berukuran beberapa bulan melainkan sebuah tahapan historis.
Dalam tulisan lama itu cukup jelas bahwa Lenin meramalkan tahapan panjang --
antara revolusi demokratik borjuis yang akan "memberi jalan bagi borjuasi
untuk menjadi kelas penguasa", dan revolusi sosialis yang baru mungkin
berdasarkan perkembangan kapitalis yang panjang. Sedangkan yang terjadi pada
tahun 1917-1918 adalah peralihan cepat dan organik antara fase demokratik dan
fase sosialis, secara "permanen" (atau "tak terinterupsi"
jika kita memakai terminologi Lenin sendiri dalam pamfletnya "Revolusi
Sosialis dan Kautsky si Pengkhianat" yang terbit pada tahun 1918). Justeru
inilah yang diramalkan Trotsky. Dalam kurun waktu yang pendek, kolektivisasi
memang menjadi agenda utama di Rusia, dan ketegangan antara kelas buruh dan
kelas petani semakin meningkat. Sampai dalam perang sipil, sebagian besar dari
kelas petani memang "memalingkan wajahnya yang bermusuhan kepada proletariat".
Bagaimana
menurut hemat para peserta revolusi sendiri? Di sini kita mempunyai bukti yang
luar biasa bernilai, dalam buku seorang saksi mata, yaitu "Sepuluh Hari
Yang Menggoncangkan Dunia" (Ten Days That Shook the World) oleh John Reed.
Menurut Lenin sendiri (dalam kata pengantar yang ditulisnya untuk edisi
pertama) buku ini memberi "eksposisi yang benar dan hidup tentang
peristiwa-peristiwa yang begitu signifikan untuk mengerti apa sebenarnya
Revolusi Proletarian dan Diktatur Proletariat."
Kita
mencatat: Lenin menyebut "diktatur proletariat", bukan "diktatur
demokratik kaum proletariat dan kaum tani". Sekarang mari kita melihat isi
dari "eksposi yang benar" ini. Pas setelah pemberontakan yang
mengambil alih kekuasaan, Lenin tampil di soviet Petrograd:
Pukul 8:40 datangnya para presidium
disinyalir dengan gelombang sorak-sorai yang bergemuruh. Di antara mereka
datang Lenin -- si Lenin yang besar ... Mata kecil Lenin berkedip sambil
mengelilingi massa, dia memegang pinggiran mimbar dan menunggu, tampaknya tidak
menghiraukan sorak-sorai gemuruh panjang selama beberapa menit. Ketika tepuk
tangan berhenti, dia mengatakan secara sederhana: 'Sekarang kita akan maju
membangun tatanan sosialis!' Dan sekali lagi didengar sorak sorai massa...
Sepuluh
hari kemudian, di pertemuan Komite Eksekutif Pusat Soviet Petrograd, Lenin
mengatakan bahwa "Kita sudah melepaskan belenggu kapitalisme". Kaum
buruh sendiri memiliki harapan yang sama: misalnya Konferensi Se-Rusia
Komite-Komite Pabrik menyatakan dukungan mereka terhadap soviet-soviet serta
menegaskan:
Setelah membebaskan diri dari
Tsarisme, kelas buruh ingin melihat rezim demokratik berjaya di bidang kegiatan
produktif. Ini bisa diekspresikan dengan paling baik melalui kontrol kaum buruh
atas produksi industrial...
Demokrasi
di tempat-tempat kerja jelas memiliki implikasi sosialis.
Dan
kaum tani? Walau harapan mereka untuk jangka pendek memang diarahkan untuk
membagi-bagi tanah, namun mereka juga mengakui prinsip sosialis dalam revolusi.
Kongres Petani di pertengahan bulan November menyetujui sebuah resolusi dengan
suara bulat bahwa "persatuan bersahabat semua kaum pekerja dan tertindas
... akan menkonsolidasi kekuasaan yang telah mereka menangkan ... dan menjamin
pencapaian perdamaian yang adil serta kemenangan sosialisme."
Kemenangan
sosialisme! Argumentasi Doug Lorimer tidak disokong fakta-fakta sejarah.[1]
[1] Tulisan
ini, dan baian-bagian yang akan datang diadopsi dari artikel yang tidak
diketahui sumbernya dan penulisnya..
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D