Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Marxis yang Sejati 2


Tulisan Engels Anti-Duehring mulai dengan pernyataan bahwa: "Sosialisme moderen isinya yang utama adalah pengertian, dari satu sisi, mengenai pertentangan kelas antara pemilik dengan non-pemilik modal, antara kaum kapitalis dan kaum buruh; dan dari sisi lainnya adalah pengertian tentang keadaan anarkis yang marajalela di bidang produksi." Kita dapat melengkapi rumusan Engels ini dengan menambahkan bahwa Marxisme menyimak kontradiksi-kontradiksi tersebut dari sudut pandang proletariat atau kelas buruh. Menurut Marx: "Seperti kaum ekonom [non-sosialis] adalah wakil ilmiah dari kelas borjuis, begitu juga kaum sosialis serta komunis adalah para teoritisi dari kelas proletar." Dan kita membaca dalam Manifesto Komuni:
Kesimpulan-kesimpulan yang ditarik kaum komunis sama sekali tidak berdasarkan pada ide-ide atau prinsip-prinsip yang ditemukan atau diciptakan begitu saja oleh pemikir ini atau itu, melainkain kesimpulan-kesimpulan tersebut menjelaskan dan mencerminkan hubungan sosial nyata yang timbul dari perkembangan-perkembangan historis yang sedang berlangsung di depan mata kita saat ini.
Manifesto tersebut juga memuat kalimat-kalimat yang luar biasa pentingnya sebagai berikut:
Kaum Komunis berbeda dari partai-partai buruh lainnya hanya dalam hal ini belaka: 1. Dalam perjuangan nasional kaum proletar di mancanegara, mereka menegaskan dan menekankan kepentingan bersama seluruh proletar independen dari bangsanya masing-masing; 2. Dalam setiap tahap perjuangan kelas buruh, mereka selalu dan di mana-mana mewakili kepentingan umum dari seluruh gerakan buruh.
Pendek kata, Marxisme adalah teori untuk seluruh kelas buruh secara utuh, independen dari kepentingan jangka pendek dari berbagai golongan sektoral, nasional, dll. Oleh karena itu, Marxisme bertentangan dengan oportunisme politik, yang justru mengorbankan kepentingan umum seluruh kelas buruh demi tuntutan sektoral dan/atau jangka pendek.
Kita telah mengembangkan sebuah definisi sosial yang sekaligus historis. Definisi semacam itu juga sanggup untuk menjelaskan munculnya Marxisme di saat tertentu dalam sejarah. Eksploitasi serta penindasan sudah ada selama ribuan tahun, dan tahap pertama kapitalisme sudah timbul beberapa abad yang lalu, namun Marxisme tidak bisa berkembang sebelum sistem kapitalis mengembangkan alat-alat produksi serta kelas buruh sendiri, sampai akhirnya potensi kelas tersebut yang mampu menjatuhkan sistem kapitalis bisa dilihat dengan jelas. Jangan lupa, Marx sendiri hanya menjadi "Marxis" setelah berkenalan dan bergaul dengan golongan buruh revolusioner di Paris tahun 1843. Baru saat itulah Marx menemukan "kelas dengan rantai radikal" dan menyatakan solider dengan kelas buruh itu.
Pendekatan terhadap asal-usul Marxisme ini sangat berbeda dengan pendekatan yang digunakan Kautsky dan Lenin pun (dalam karyanya "Apa Yang Harus Dilakukan" atau "What is to Be Done?"). Kautsky dan Lenin berargumentasi bahwa sosialisme harus disuntikkan ke dalam kelas buruh dari luar. Menurut Kautsky, "sosialisme dan pertentangan kelas muncul bersama tetapi yang satu tidak berasal dari yang lain … Golongan intelektual adalah wahana ilmu, bukan proletariat." Sedangkan menurut Lenin, "di Rusia teori sosial-demokrasi [artinya disini: sosialis] timbul secara independen dari perkembangan spontan gerakan kelas buruh; teori itu timbul sebagai hasil alamiah dari perkembangan pikiran golongan intelektual revolusioner." Dalam tulisan yang lain saya sudah berusaha membuktikan bahwa argumentasi ini salah, betapa jelek implikasinya, dan bahwa Lenin sendiri pendapatnya berubah sesudah mengalami aksi-aksi kaum buruh revolusioner tahun 1905. Argumentasi Kautsky dan Lenin ini merupakan materialisme kontemplatif seperti yang dikecam oleh Marx dalam tulisannya "Tesis Tentang Feuerbach".
Dalam Manifesto Komunis Marx memberikan penjelasan lain mengenai peranan golongan intelektual sosialis: "sebagian dari kaum ideolog borjuis yang mampu untuk mengerti perkembangan historis" membelot dari kelas kapitalis dan "menyeberang ke kubu proletariat". Yang jelas, mereka tidak bisa "menyeberang" ke sebuah golongan yang belum berkembang dan belum berdampak dalam perjuangan sosial (seperti di Rusia sebelum tahun 1905 -- saat Lenin menulis argumentasi yang salah itu).
Marxisme bukan hanya merupakan teori tentang perlawanan dan perjuangan kelas buruh melawan sistem kapitalis, tetapi juga tentang kemenangan gerakan sosialis. Aspek ini dikedepankan Marx saat menulis bahwa adanya kelas-kelas sosial serta pertentangan antar-kelas bukan penemuan baru:


Jauh-jauh hari kaum ahli sejarah borjuis sudah menggambarkan perkembangan konflik antar-kelas dan para ahli ekonomi menggambarkan anatomi ekonomi dari kelas-kelas itu. Hal baru yang saya buktikan, hanyalah: (1) adanya kelas-kelas sosial berkaitan dengan tahap-tahap historis tertentu; (2) bahwa perjuangan kelas buruh mengarah ke diktatur proletariat (3) bahwa diktatur tersebut hanya merupakan fase peralihan ke penghapusan kelas-kelas itu dan ke pendirian sebuah masyarat tanpa kelas.[1]


[1] (John Molyneux, What is the Real Marxist Tradition? Disadur dan diterjemahkan oleh Julian.)

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

JOIN CONVERSATION

1 komentar:

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D