Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Warisan Berharga dari Socrates

Saat ruh dan jasad terpisah, masa aktif manusia di muka bumi telah habis. Orang-orang yang selama hidupnya melakukan hal-hal besar, namanya diabadikan dalam teks-teks. Salah satunya Socrates. Saat ia divonis mati oleh penguasa Athena atas tuduhan ingkar kepada dewa-dewa, memperkenalkan agama baru, dan merusak jiwa kaum muda, ia harus merelakan nyawanya.

Ia melepaskan keyakinan yang diwariskan nenek moyangnya lalu mengadopsi keyakinan yang lebih rasional menurutnya. Ia diminta untuk meninggalkan keyakinannya oleh peguasa Athena tapi Socrates malah memilih untuk tetap mempertahankan keyakinannya walaupun harus meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.

Sebelum kematian mendatanginya, ia berkata kepada para muridnya sepanjang masih bisa bernafas dan berpikir, diriku tidak akan pernah berhenti mengamalkan filsafat, mendesakkanya padamu dan menjelaskan kebenaran  bagi setiap orang yang kutemui…..jadi entah…..membebaskanku atau tidak, kalian pasti tahu bahwa sikapku tidak akan berubah. Bahkan, tidak juga seandainya aku harus menjalani seribu kematian”[1]

Ketegaran dan keberaniannya dalam mempertahankan keyakinan adalah potret manusia-manusia yang sadar akan hakikat dirinya. Perjalan manusia di muka bumi adalah proses untuk memahami rahasia-rahasia diri dan alam semesta. Keyakinan yang diperoleh dari proses tersebut akan bentuk satu keyakinan yang kokoh. Apapun konsekwensinya, walaupun harus merelakan nyawa sekalipun, ia akan tetap mempertahankan keyakinannya. Inilah yang dilakukan oleh Socrates sehingga ia menjemput kematiannya dengan meneguk racun.

Ajaran kebenaran nang agung yang diwariskan pada muridnya, menjadi awal kebangkitan filsafat. Pasca kematiannya, para muridnya melakuan perubahan besar sehingga lahirlah peradaban keilmuan di Yunani. Dan bahkan, samapai detik ini, ajaran Socrates masih terasa di kalangan para intelektual.

[1] Alain de Botton, The Consolations of Philosophy. (Teraju. 2003). Hal. 4

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D