Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Rindu Ayah (Versi Cerpen) (1)


Malam ini hujan menemani. Tak seperti biasanya. Malam-malamku hanya berteman sepi. Aku rindu tetesan lembut itu. Tetesan dingin air hujan. Menetes berirama. Menghibur hatiku yang gundah. Sama rasanya seperti rinduku kepada ayah. Rindu kecupan bibirnya di dahiku. Rindu belaian hangatnya. Rindu tawanya. Rindu kata-kata lembutnya. Rindu nafasnya yang menyejukkan hati. Rindu panggilannya yang membuatku merasa ada didunia ini. Rindu kasih dan sayangnya. Rindu tetesan air hangat dipipinya ketika malam mulai mendingin. Rindu namanya. Rindu ayah.

Hari itu begitu dekat. Hari yang ku tunggu sejak 3 taun terakhir ini. Aku bosan dengan ejekan “anak kecil” yang setiap hari kudengar hanya gara-gara seragam putih-biru yang masih melekat di tubuh mungilku. Ya, masa-masa SMP yang membosankan.
 
Ujian akhir tinggal sejengkal lagi. Dalam hitungan jari aku kan segera melempar seragam biru-putih ini. Tapi mungkin seragam ini akan kuberikan kepada orang yang tak mampu. Karena aku tak dididik seperti mereka yang suka coret-coret seragam. Nilai akademik mereka hangus karena mereka tak punya otak. Membuang baju hasil keringat orang tua. Bodoh!
Aku tak sebodoh mereka.
Otakku mulai mendidih. 3 bulan ini serasa tiga taun. Belajar siang malam. Kalo boleh jujur, semua itu ku lakukan karena paksaan guru. Mungkin mereka tak pernah belajar psikologi anak dan cara belajar yang baik. Harusnya, belajar yang baik harus di mulai dalam kondisi alfa. Rileks. Tanpa beban.
Aku tak mengerti. Apakah guru-guru itu tak tau, atau pura-pura tak tau. Mereka tetap saja memaksa anak kelasku untuk belajar dan belajar. Padahal tak satu pun pelajaran yang masuk ke otakku. Mereka sama bodohnya dengan si anak tukang coret.
 
B-O-D-O-H ! ! !
 
Hari itu tinggal dua hari lagi. Untung saja mereka memberiku hari tenang untuk mendinginkan kepalaku yang mendidih ini. Ohh nikmatnya!
Soal-soal latihan itu kulupakan sejenak. Aku ingin meresapi hari-hari santai yang lama tak kutemui sejak 3 bulan ini. Indahnya bulan malam!
2 hari yang begitu indah. Aku merengek pada adikku agar dia meminjami video gamenya, “kakak janji hanya untuk 2 hari ini saja, nanti kamu aku beliin mainan deh.” Dengan muka kesalnya dia terpaksa meminjamiku. Ohh senangnya!
 
Setelah mataku mulai bosan dengan gambar bergerak itu. Aku keluar, menikmati buaian angin. 
Memanjakan mataku dengan bintang berbaris. Membeli ice cream termahal saat itu.
MAGNUM!
 
Hari itu seakan aku menjadi pemeran iklan yang menikmati hari bahagia bersama lelehnya coklat di lidahku. Ohh bahagianya!

Aku pulang dengan senyum lebar. Bersyukur atas kebahagiaan yang diberikan tuhan hari ini.
Kurebahkan tubuh ini di tempat yang paling kucintai. Kasurku. Aku ingat saat itu aku masih tersenyum. Kemudian suara ketukan pintu mengganggu senyumanku. Aku bangkit dan bertanya, “siapa ya?”, suara dari seberang pintu menjawab lembut, “mama nak..”
 
Ku buka pintu, aku masih dalam senyumanku. Ingat! Masih dalam senyuman.(bersambung)

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

JOIN CONVERSATION

2 komentar:

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D