Mau Sejahtera!!! Jangan tinggal di Indonesia
“kemanusiaann tidak mengenal batas
agama dan negara. Ia tumbuh dari keajaiban nurani. Tanpa sekat, tanpa musim.
Biarkan bunga-bunga kemanusiaan tetap subur abadi di muka bumi. Jangan biarkan
bumi ini basah karena air matanya.” ( Lingkar Donor)
Yaa memang betul, Kesedihan mereka
adalah kesedihan kita, penderitaan mereka adalah penderitaan kita, dan tangisan
mereka adalah panggilan jiwa bagi orang-orang yang sadar akan nilai-nilai
kemanusian untuk membebaskan mereka dari jeratan penderitaan.
****
Negara yang
seharusnya menjadi wadah untuk mensejehterakan dan sekaligus mengarahkan
masyarakatnya menuju kehidupan yang lebih baik malah sibuk mengurusi kerjasama
dengan negara lain dengan alasan masa depan masyarakat. padahal, dari dulu
negara tercinta ini telah menjalin kerjasama dengan negara kapitalis tapi toh
kehidupan masyarakat kita malah semakin memburuk.
Tanah Papua
yang dikenal dengan tambang emasnya hanya merupakan ungkapan belaka. Mereka
yang punya emas tapi negara lain yang menikmatinya, masyarakat papua hanya
mendapatkan sebagian kecil itupun karena mereka bekerja sebagai buru di Pt
Freeport.
Mereka selalu
menjual masyarakat untuk merealisasikan kepentingan pribadinya. Sangat jarang
kita temukan pemimpin yang rela disengat panasnya matahari demi menyaksikan
secara langsung kehidupan masyarakat yang tinggal di pelosok desa. Mereka
mati-matian membangun istana yang suatu saat nati akan ditinggalkan dan lupa
membangun istana hakiki di akhirat.
Masyarakat desa
hari ini hanya bisa berkata “ jangan sakit ya nak karena kita tidak punya uang
untuk membayar biaya rumah sakit. Jangan
banyak makan ya nak, karena kita harus irit agar besok kita bisa makan lagi. Nga
usah sekolah ya nak, karena kita tak punya uang untuk membayar biaya sekolah.”
Hanya tangan-tangan
malaikatlah yang mereka harapkan untuk membantu keluar dari jeratan kemiskinan.
Mereka tidak lagi manaruh harapan pada negara karena mereka paham betul bahwa
semakin besar harapan yang kita gantungkan pada negara maka semakin besar pula
kekejewaan yang akan kita terima.
Mereka hanya
berharap suatu saat nanti ada malaikat tanpa sayap yang datang membebaskan
mereka dari jeratan kemiskinan yang senggaja dibuat oleh segelintir orang. Dan hanya
orang-orang yang memahami nilai-nilai kemanusiaanlah yang akan menjadi dewa
penyelamat bagi mereka.
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D