Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Menelisik sejarah Aliran Ghuluw (1)


A.   Defenisi Ghuluw

Secara etimologi Ghuluw bermakna melampaui batas.[1] Dalam artian orang-orang yang terlalu berlebihan dalam segala hal. Berkaitan dengan Kata Ghuluw ini, Allah SWT menulis di dalam kitabNya yaitu Al-Quran sebuah pelarangan untuk bersifat berlebi-lebihan, sebagaimana pelarangan terhadap Ahlul kitab yang telah menganggap Nabi Isa as sebagai Tuhan. 

Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah SWT kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah SWT dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah SWT dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah SWT Tuhan yang Maha Esa, Maha suci Allah SWT dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah SWT menjadi Pemelihara. (Q.S. Annisa: 171)

Katakanlah: "Hai ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus".(Q.S. Al-Maidah:77)

Kedua ayat ini, secara terang-terangan menegur dan melarang Ahli Kitab untuk tidak terlalu berlebihan atau melampau batas dalam beragama. mereka telah mengangkat derajat Kenabian ke derajat uluhiyyah. Jelas bahwasanya apa yang mereka lakukan telah keluar dari ajaran Ilahi sehinga Allah SWT memberikan peringatan kepada mereka.

Muhammad Rasyid Ridho menafsirkan ayat diatas bahwasanya Ghuluw yaitu berlebi-lebihan dan melampaui batas dalam berbagai perkara, apabila kata Ghuluw dinisbahkan pada agama maka ia bermakna melampaui batasan wahyu yang telah diturunkan pada manusia pilihan. Seperti menjadikan para Nabi dan orang-orang sholeh sebagai Tuhan yang memberikan sebuah manfaat dan kerugian.[2]

Dalam tafsir Nurul Quran dijelaskan bahwa masalah sikap yang berlebih-lebihan menyangkut para petingi agama yang telah menjadi salah satu asal-usul yang sangat penting dalam peyimpangan agama-agama langit. Karena alasan ini, Islam memberikan perlakuan yang sangat ketat terhadap kaum extrimisme atau kaum Ghuluw. Jadi dalam fikih Islam, Ghuluw telah diperkenalkan sebagai kaum kafir yang sangat buruk.[3]

Dari penjelasan diatas jelas bahwasanya Ghuluw yaitu menambah-nambahkan batasan syariat dan berlebi-lebihan pada apa-apa yang telah ditetapkan Wahyu. Yang dimaksud melampaui batas disini adalah dari sisi akidah yaitu Tauhid, Kenabian, dan maad.

Secara terminologi, Ghuluw adalah Aliran yang menyakini bahwa Ali Bin Abi Thalib adalah Tuhan. Aliran ini dipelopori oleh Abdullah Bin Saba’ seorang yahudi yang masuk Islam.[4]

Masyhur beredar dikalangan internal kaum Muslimin bahwasanya Ghuluw adalah salah satu dari sekian banyak Aliran yang terdapat didalam tubuh Syiah. Tidak diketahui secara pasti ada berapa banyak Aliran didalam Syiah, karena para sejarawan berselisih terkait masalah ini, tapi kebanyakan yang tertulis dalam kitab-kitab Syiah ada tujuh, yaitu: Kisaniah, Zaidiah, Ismailiah, Ghuluw, Itsna Asyaria, Fatimiah, Waqfiah.[5]

Aliran Ghuluw dikenal sebagai Aliran Extrimisme karena mereka telah melampaui batas dalam masalah Akidah. Mereka telah menyekutukan Tuhan dengan menganggap bahwa Ali Bin Abi Thalib adalah Tuhan. Jelas bahwasanya apa yang mereka yakini sama persis dengan keyakinan kaum kristen yang telah menganggap Nabi Isa as sebagai Tuhan. (bersambung)


[1] Ghuluw, Hakikat dan pembagiannya. Halaman 11.
[2] Al-ghuluw. Halaman 14 karya Syehk Abdul Karim Bahbani
[3] Tafsir Nurul Quran, halaman 295.
[4] Sejarah akidah syiah. Halaman 100.
[5] Sejarah akidah dan aliran syiah. Halaman 86, bab 3

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D