Menelisik sejarah Aliran Ghuluw (1)
A. Defenisi Ghuluw
Secara etimologi Ghuluw
bermakna melampaui batas.[1]
Dalam artian orang-orang yang terlalu berlebihan dalam segala hal. Berkaitan
dengan Kata Ghuluw ini, Allah SWT menulis di dalam kitabNya yaitu Al-Quran
sebuah pelarangan untuk bersifat berlebi-lebihan, sebagaimana pelarangan
terhadap Ahlul kitab yang telah menganggap Nabi Isa as sebagai Tuhan.
Wahai
ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah SWT kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa
putera Maryam itu, adalah utusan Allah SWT dan (yang diciptakan dengan)
kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh
dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah SWT dan rasul-rasul-Nya dan
janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari
Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah SWT Tuhan yang Maha
Esa, Maha suci Allah SWT dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi
adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah SWT menjadi Pemelihara. (Q.S. Annisa: 171)
Katakanlah:
"Hai ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan
cara tidak benar dalam agamamu. dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka
telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang
lurus".(Q.S. Al-Maidah:77)
Kedua ayat ini, secara
terang-terangan menegur dan melarang Ahli Kitab untuk tidak terlalu berlebihan
atau melampau batas dalam beragama. mereka telah mengangkat derajat Kenabian ke
derajat uluhiyyah. Jelas bahwasanya apa yang mereka lakukan telah keluar dari
ajaran Ilahi sehinga Allah SWT memberikan peringatan kepada mereka.
Muhammad Rasyid Ridho
menafsirkan ayat diatas bahwasanya Ghuluw yaitu berlebi-lebihan dan melampaui
batas dalam berbagai perkara, apabila kata Ghuluw dinisbahkan pada agama maka
ia bermakna melampaui batasan wahyu yang telah diturunkan pada manusia pilihan.
Seperti menjadikan para Nabi dan orang-orang sholeh sebagai Tuhan yang
memberikan sebuah manfaat dan kerugian.[2]
Dalam tafsir Nurul
Quran dijelaskan bahwa masalah sikap yang berlebih-lebihan menyangkut para
petingi agama yang telah menjadi salah satu asal-usul yang sangat penting dalam
peyimpangan agama-agama langit. Karena alasan ini, Islam memberikan perlakuan
yang sangat ketat terhadap kaum extrimisme atau kaum Ghuluw. Jadi dalam fikih Islam,
Ghuluw telah diperkenalkan sebagai kaum kafir yang sangat buruk.[3]
Dari penjelasan diatas
jelas bahwasanya Ghuluw yaitu menambah-nambahkan batasan syariat dan
berlebi-lebihan pada apa-apa yang telah ditetapkan Wahyu. Yang dimaksud
melampaui batas disini adalah dari sisi akidah yaitu Tauhid, Kenabian, dan
maad.
Secara terminologi, Ghuluw
adalah Aliran yang menyakini bahwa Ali Bin Abi Thalib adalah Tuhan. Aliran ini
dipelopori oleh Abdullah Bin Saba’ seorang yahudi yang masuk Islam.[4]
Masyhur beredar dikalangan
internal kaum Muslimin bahwasanya Ghuluw adalah salah satu dari sekian banyak Aliran
yang terdapat didalam tubuh Syiah. Tidak diketahui secara pasti ada berapa
banyak Aliran didalam Syiah, karena para sejarawan berselisih terkait masalah
ini, tapi kebanyakan yang tertulis dalam kitab-kitab Syiah ada tujuh, yaitu: Kisaniah,
Zaidiah, Ismailiah, Ghuluw, Itsna Asyaria, Fatimiah, Waqfiah.[5]
Aliran Ghuluw dikenal
sebagai Aliran Extrimisme karena mereka telah melampaui batas dalam masalah Akidah.
Mereka telah menyekutukan Tuhan dengan menganggap bahwa Ali Bin Abi Thalib
adalah Tuhan. Jelas bahwasanya apa yang mereka yakini sama persis dengan
keyakinan kaum kristen yang telah menganggap Nabi Isa as sebagai Tuhan. (bersambung)
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D