Belajar Dari Kunfusius dan Taoisme (2)
KITAB
PENINGGALAN
Sejarah mencatat bahwasanya ada lima kitab yang dihasilkan
kunfusius sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, yaitu:
1. kitab Sejarah
2. Kitab Syair
3. Tata cara beribadah
4. Kitab perubahan
5. Kitab musim semi dan
musim gugur
Empat kitab yang pertama yaitu dinukil dari
pendapat para philosof terdahulu, dan yang kelima bersumber dari gagasan dan
pemikiran kunfusius.
PRINSIP AHLAQI
Dalam hal kesusialaan, Konfusius menekankan perasaan
berkawan dan timbal-balik, penanaman rasa simpati dan kerja sama yang harus dimulai dari lingkungan
keluarga. Dia menekankan pentingnya lima hubungan manusia yang pokok yang sudah
menjadi tradisi masyarakat Cina pada waktu itu, yaitu :
1. Hubungan antara
penguasa dan warga negara
2. Hubungan ayah
dan anak lelaki
3. Hubungan kakak
laki-laki dan adik laki-laki
4. Hubungan suami
dan istri
5. Hubungan teman
dengan teman
Konfusius menyakini bahwa penyebab utama munculnya
kekacauan di Cina karena pangeran tidak bertindak sebagai pangeran, warga
negara tidak bertindak sebagai warga negara, ayah tidak bertindak sebagai ayah,
dan seterusnya. Menurutnya langkah pertama ke arah transformasi dari dunia yang
tidak teratur adalah melakukan upaya agar setiap orang sadar akan posisi dan
tanggun jawabnya dalam kehidupan sosial. Dari gagasan inilah sehigga Konfusius menyakini
akan adanya hubungan timbal balik dalam artian “Jangan berbuat terhadap orang
lain, jika kamu tidak ingin orang berbuat terhadap kamu”(Analekta 15:24).
Selain itu, Konfusius juga menyakini bahwa kabijakan
yang harus ditanamkan diatas semuanya adalah sifat Jen yaitu sifat membersihkan hati manusia. Aspek tersebut bertujuan
untuk mempertahankan cita-cita Konfusius yang menyangkut penanaman hubungan
manusia, perkembangan kemampuan manusia, menghaluskan kepribadian sendiri, dan
menjunjung tinggi hak-hak manusia. Tujuan Konfusius dalam menanamkan sifat Jen dalam diri manusia adalah agar mampu
mempraktekkan lima kebijaksanaan di dunia menurut pandangan Jen. lima kebijaksanaan tersebut adalah penghormatan,
berbudi pekerti, ketulusan hati, ketekunan dan keramahtamahan’ (Analekta 17:16).
Dia juga mengatakan bahwa Jen bisa tercapai dengan mencintai orang lain.
Dalam ajaran Konfusius juga terdapat hal-hal seputar
kenegaraan, yaitu memajukan kesejahteraan rakyat sesuai dengan aturan-aturan
Tuhan. Salah satu pandangannya adalah “Bimbinglah rakyat dengan kebijaksanaan
dan aturlah dengan aturan-aturan kesopanan sehingga mereka saling menghormati. (Analekta 2:3). (bersambung)
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D