Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Menelisik sejarah Aliran Ghuluw (3)

 
Paham-Paham Aliran Ghuluw
 
Paham Aliran Ghuluw ini, menjadi senjata bagi Musuh-musuh Islam untuk menjatuhkan Syiah, karena Aliran ini mengunakan baju Syiah sehingga ketika kita mendegar paham Ghuluw maka pikiran kita langsung tertuju pada Mazhab Syiah.

Tentunya ini merupakan sebuah kesalahan besar, karena Aliran yang mengakui dirinya sebagai Aliran Syiah memiliki paham yang berbeda-beda oleh sebab itu kita tidak bisa mengatakan bahwa Syiah itu sesat lantaran apa yang diyakini Ghuluw keluar dari ajaran Islam yang sesunguhnya.

Aliran Ghuluw dikelompokkan ke dalam tujuh golongan, yaitu golongan as-Sabaiyah, Al-Manshuriyah, Al- Ghurabiyah, Al-Bazighiyah, Al-Ya’qubiyah, Al-Ismailiah, dan Al-Duruziyah.[1] Diantara tujuh Golongan diatas, kita hanya menyinggun dua kelompok yang sangat extrim yaitu Al-Sabaiyah dan Al-Gurabiyah.

Golongan as-Sabaiyah, berasal dari nama Abdullah bin Saba, seorang yahudi yang kemudian masuk Islam. golongan ini meyakini bahwa Ali bin Abi Talib adalah jelmaan dari Tuhan atau bahkan Tuhan itu sendiri. Menurut mereka, sesungguhnya Ali masih hidup. Yang terbunuh di tangan Abdur Rahman bil Muljam di Kufah itu sesungguhnya bukanlah Ali, melainkan seseorang yang diserupakan Tuhan dengan Ali. Menurut mereka, Ali telah naik ke langit dan di sanalah tempatnya. Petir adalah suaranya dan kilat adalah senyumnya.[2]

Abi khatab salah satu penganut Aliran Ghuluw berkata, “sesunguhnya Imam adalah Nabi. kemudian dia menyakini bahwa sesunguhnya Imam Ali adalah Tuhan, dan bahwasanya anak-anak Hasan dan Husain adalah Anak Allah SWT dan orang-orang yang mencintai Allah SWT.”[3]

Adapun golongan al-Gurabiyah adalah golongan yang tidak seekstrem as-Sabaiyah dalam memuja Ali bin Abi Thalib. Menurut mereka, Ali adalah manusia biasa, tetapi dialah seharusnya yang menjadi utusan Allah SWT, bukan Rasulullah SAW. Namun karena Malaikat Jibril salah alamat, sehingga wahyu yang seharusnya di sampaikan kepada Ali justru disampaikan kepada Rasulullah SAW.[4]

Ulama-ulama Syiah khususnya Syiah Itsna Asyaria mencela dan bahkan mengkafirkan Aliran Ghuluw karena menganggap Ali bin Abi Thalib adalah Tuhan. mereka tidak sepakat apabila Ghuluw dikategorikan sebagai Islam, karena keyakinan mereka bahwa Ali adalah Tuhan merupukan perbuatan sirik dan telah menyekutukan Allah SWT.[5]

Abu Al-Hasan Al-Asyari berakata “diantara jenis-jenis Ghuluw, mereka menyakini bahwa Amirul Mukminin Ali as adalah Allah SWT. mereka membohongi dan mencaci Nabi, dan mereka berkata sesunguhnya Ali as. ketika diperhadapkan sebuah masalah kepadanya untuk dijelaskan maka mereka mengklaim perkara tersebut untuk dirinya.”[6]

Syekh Mufid menetapkan klaim ini dengan mengatakan Ghuluw adalah orang-orang yang secara dzohirnya Islam yang menisbahkan Ali dan Imam dari keturunannya sebagai Tuhan. dan mereka mensifati Ali dan Imam dari keturunannya memiliki sebuah keutamaan dalam agama dan dunia kepada apa-apa yang melampau batas dan mereka keluar dari ajaran Islam yang sesungguhnya.[7]

Ali bin Abi Thalib telah memperingati ummat muslim terkait bahaya Ghuluw ini beliau mengatakan bahwasanya, “berhati-hatilah kalian terhadap Ghuluw yang ada diantara kita, kalian katakanlah bahwa kami ini adalah hamba yang kecil. Dan katakanlah dengan kemulian kita terserah kalian”[8]

Menurut Syarestani ada enam doktrin yang membuat para penganut ajaran Ghuluw terlalu berlebihan dalam mengespresikankan keyakinannya, ke-enam doktrin tersebut adalah:
1.                  Tanasukh yang merupakan keluarrnya roh dari satu jasad dan mengambil tempat pada jasad yang lain. Konsep paham ini sama persis dengan falsafah Hindu. Penganut agama Hindu berkeyakinan bahwa roh orang-orang yang selama hidupnya telah berbuat dsolim maka ia akan disiksa dengan memindahkan roh mereka ketiaka meninggal kepada tubuh hewan yang lebih rendah, adapun orang-orang yang selama hidupnya berbuat kebaikan maka ia kan berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan yang lebih baik.
Aliran Ghuluw menerapkan faham ini dalam konsep imamahnya, sehingga ada diantara mereka yang meyakini bahwa roh Allah SWT berpindah dedalam diri adam dan turun temurun kedalam diri para imam-imam merekan. Yang meyakini hal ini adalah Abdullah Bin Muawiyah Bin Abdullah Bin Ja’far
2.                  Bada’ yang merupakan keyakinan bahwa Allah SWT mengubah kehendakNya sejalan dengan perubahan ilmuNya, serta dapat memerintahkan dan juga sebaliknya. Syahrastani menjelaskan lebih lanjut bahwa bada’ dalam pandangan Aliran Ghuluw  memiliki beberapa arti. Ketika paham ini dikaitkan dengan ilmu, maka artinya menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan yang diketahui Allah SWT. apabila berkaitan dengan kehendak maka artinya adalah memperlihatkan yang benar dengan menyalahi yang dikehendaki dan hukum yang diterapkanNya. apabila berkaitan dengan perintah maka artinya yaitu memerintahkan hal lain yang bertentangan dengan perintah yang sebelumnya. Faham ini dipilih oleh Mukhtar ketika mendakwakan dirinya dengan mengetahui hal-hal yang akan terjadi, baik melalui wahyu yang diturunkan kepadanya atau melalui surat dari imam. Jika ia menjanjikan kepada pengikutnya akan terjadi sesuatu, lalu hal itu benar-benar terjadi seperti yang diucapkan, maka itu dijustifikasikan sebagai bukti kebenaran ucapannya. Namun jika terjadi sebaliknya, ia mengatakan bahwa Tuhan menghendaki bada’
3.                  Raj’ah yang masih ada hubungannya dengan mahdiyah. Aliran Ghuluw mempercayai bahwa Imam Mahdi Al-Muntazhar akan datang ke bumi. Faham raj’ah dan mahdiyah ini merupakan ajaran seluruh Aliran dalam Syi’ah. Namun mereka berbeda pendapat tentang siapa yang akan kembali. Sebagian mengatakan bahwa yang akan kembali itu adalah Ali dan sebagian lagi megatakan bahwa yang akan kembali adalah Ja’far As-Shaddiq, Muhammad bin Al-Hanafiyah bahkan ada yang mengatakan Mukhtar ats-Tsaqafi.
4.                  Tasbih artinya  menyerupakan, mempersamakan, Aliran Ghuluw menyerupakan salah seorang imam mereka dengan Tuhan atau menyerupakan Tuhan dengan makhluk. Tasbih ini diambil dari faham hululiyah dan tanasukh dengan khaliq.
5.                  Hulul artinya Tuhan berada di setiap tempat, mampu berbicara dengan mengunakan semua bahasa, dan dia berada didalam diri setiap manusia. Hulul bagi Aliran Ghuluw bermakna Tuhan menjelma dalam diri imam sehingga imam harus disembah.
6.                  Ghaibah yang bermakna tidak nampak secara dzohir, meraka meyakini bahwa Imam Mahdi telah di ghaibkan oleh Tuhan. Konsep ghaibah pertama kali diperkenalkan oleh Mukhtar Ats-Tsaqafi pada tahun 66 H/686 M di Kufa ketika mempropagandakan Muhammad Bin Hanafiyah sebagai Imam Mahdi.
Dalam Ensikplopedia karya Prof. Dr. Abdul Mun’im Al-Hafni, dikatakan bahwa sanya “ Abdullah Bin Saba’ adalah orang yang pertama mempromosikan bahwa para sahabat adalah musuh-musuh Ali Bin Abi Thalib. Ia memusuhi dan mengakafirkan Sahabat. Menurut pendapat Ulama-ulama Sunni, Abdullah Bin Saba’ adalah seorang Yahudi yang ingin menghancurkan Islam dari dalam dengan memberikan paham-paham yang keliru kepada ummat Islam mengenai Ali Bin Abi Thalib dan keturunannya. Sejumlah Orientalis telah mengakui bahwa ajaran-ajaran Abdullah Bin Saba’ berasal dari ajaran-ajaran pokok Kaum Yahudi.[9]

Maka wajar-wajar saja, Ketika seseorang mendegar doktrin ini maka secara otomatis mereka akan mengatakan bahwa penganut Mazhab Syiah telah melenceng dari ajaran Islam karena telah menyekutukan Tuhan dan menjatuhkan harkat, martabat dan kesucian Rasulullah dan bahkan telah menghinakan Allah SWT, dengan meyakini bahwa Malaikat Jibril telah salah dalam menyampaikan Wahyu.



[1] Mazhab Pecinta Keluarga Nabi. Karya Ayatullah Sayyid Muhammad
Al-Musawi. Halaman 92.
[2] Sunnah-Syiah bergandengan tangan! Mungkinkah?. Karya M. Quraish Shihab. Halaman 71
[3] Pembahasan dalam milal wan nihal. Halaman, 16
[4] Sunnah-Syiah bergandengan tangan! Mungkinkah?. Karya M. Quraish Shihab. Halaman 71
[5] Mazhab Pecinta Keluarga Nabi. Karya Ayatullah Sayyid Muhammad
Al-Musawi. Halaman 72-73.
[6] Pendapat islamia dan perbedaan orang-orang shalat, halam 14
[7] Ghuluw, hakikat dan bagiannya, halaman 32
[8] Ghuluw, akidah dan pembagiannya, halaman 33
[9] Ensiklopedia, karya, Dr. Abdul Mun’im Al-Hafini. Halaman 460

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D