Dibalik Surga ada Duka
Lelah menempuh perjalan selama tiga jam dari
makassar menuju desa Mattiro Deceng sirna seketika menyaksikan keindahan
terumbu karang yang tertata alami dengan warna warni memikat. Air nya yang
bening bagaikan kristal membangkitkan gairah untuk bersegera menikmati
kesegarannya.
Dari atas perahu kecil, terlihat ikan-ikan
menari dengan lincah, rumah warga yang berbaris rapih di pinggir pulau layaknya
orang yang upacara. angin berhembus sepoi-sepoi, perahu kecil bergoyang
mengikuti irama ombak. Deru mesin dan percikan air laut menjadi teman sepenjang perjalanan.
Sang mentari yang setia memberikan cahayanya menjadi saksi bisu petualangan di
pulau itu.
Saat perahu kecil merapat di bibir pulau, rumah
yang tadinya terlihat samar-samar kini nampak jelas. Rumah panggung yang
terbuat dari kayu itu nampak seperti rumah-rumah bugis. Saat menginjakan kaki di
tepi pantai, terdengar kicauwan burung dari ranting pohon seakan
mengisyaratkan bahwa mereka turut bergembira menyambut kehadiranku.
Pulau itu dikenal dengan sebutan pulau badi.
Pulau rehabilitasi terumbu karang terbesar di dunia yang terletak di perbatasan
Pangkep Makassar. Di pulau itu juga, terdapat salah satu makam keturunan Nabi
Muhammad bernama Puang Sikki yang berasal dari bone, Sulawesi Selatan. Para wisatawan
yang berkunjung di pulau itu menyisihkan sebagian waktunya untuk bersiarah ke
makam tersebut.
Pulau yang dihuni sekitar 1868 jiwa itu sangat
bersih, berpasir putih halus, aneka ragam karangnya yang indah bagaikan pelangi
menghiasi angkasa. Selain itu, warganya pun sangat ramah, mereka menyambut
kehadiranku dengan raut wajah yang dihiasi Senyum manis. Setiap kali bertemu
warga di jalan, mereka pasti tersenyum seraya menundukan kepala sebagai bentuk
penghormatan. Karakteristik warga yang ramah memberikan kehangatan tersendiri
bagi wisatawan untuk mengenal lebih dalam budaya dan filosofi hidup warga.
Saat malam mulai menyapa, terdengar deru mesin,
dan bebera menit kemudian pulau yang gelap berubah menjadi terang. Rumah-rumah
warga yang tadinya hanya temarang kini memancarkan cahaya yang terang
menderang.
Setelah menyantap makan malam, aku bergegas
menuju bibir pantai. di bawah langit bertabur bintang, mataku tertuju pada
lautan luas. Alunan melodi gemuru ombak menemaniku melewati dinginnya malam.
Hangatnya mentari pagi memberikan kesegaran
tersendiri. terlihat seorang kakek memperbaiki jaring serambi sesekali
menghembuskan asap rokok. kuambil ransel lalu bergegas menemuinya. Setiap
pertanyaan yang keluar dari lisanku, beliau pasti menjawab dengan nada suara
lembut dan sesekali menghembuskan asap rokok.
Ternyata, pulau itu juga dijadikan sebagai salah
satu tempat penelitian. sudah banyak wisatawan dari kalangan akademisi
melakukan penelitian seputar terumbuh karang. Tapi kebanyakan wisatawan yang
berkunjung hanya ingin menikmati keindahan panorama bahari bawah laut yang
dihiasi spesies ikan hias, cumi, dan kuda laut.
Tapi sangat disayangkan, dibalik keindahan Pulau
bungil yang luasnya 6,50 hektar itu tersimpan duka kemanusiaan. sarana
pendidikan dan kesehatan hanya menjadi patung-patung belaka yang dihuni para
laba-laba bagaikan rumah di filem-filem horor.
Para warga hanya bisa pasrah dengan kondisi
pendidikan yang ada karena mereka tidak punya kekuatan untuk melakukan kritik
terhadap guru-guru yang hanya mengajar ketika bertepatan dengan waktu gajian.
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D