Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Dibalik Surga ada Duka

Lelah menempuh perjalan selama tiga jam dari makassar menuju desa Mattiro Deceng sirna seketika menyaksikan keindahan terumbu karang yang tertata alami dengan warna warni memikat. Air nya yang bening bagaikan kristal membangkitkan gairah untuk bersegera menikmati kesegarannya.

Dari atas perahu kecil, terlihat ikan-ikan menari dengan lincah, rumah warga yang berbaris rapih di pinggir pulau layaknya orang yang upacara. angin berhembus sepoi-sepoi, perahu kecil bergoyang mengikuti irama ombak. Deru mesin dan percikan air laut  menjadi teman sepenjang perjalanan. Sang mentari yang setia memberikan cahayanya menjadi saksi bisu petualangan di pulau itu.

Saat perahu kecil merapat di bibir pulau, rumah yang tadinya terlihat samar-samar kini nampak jelas. Rumah panggung yang terbuat dari kayu itu nampak seperti rumah-rumah bugis. Saat menginjakan kaki di tepi pantai, terdengar kicauwan burung dari ranting pohon seakan mengisyaratkan bahwa mereka turut bergembira menyambut kehadiranku.

Pulau itu dikenal dengan sebutan pulau badi. Pulau rehabilitasi terumbu karang terbesar di dunia yang terletak di perbatasan Pangkep Makassar. Di pulau itu juga, terdapat salah satu makam keturunan Nabi Muhammad bernama Puang Sikki yang berasal dari bone, Sulawesi Selatan. Para wisatawan yang berkunjung di pulau itu menyisihkan sebagian waktunya untuk bersiarah ke makam tersebut. 

Pulau yang dihuni sekitar 1868 jiwa itu sangat bersih, berpasir putih halus, aneka ragam karangnya yang indah bagaikan pelangi menghiasi angkasa. Selain itu, warganya pun sangat ramah, mereka menyambut kehadiranku dengan raut wajah yang dihiasi Senyum manis. Setiap kali bertemu warga di jalan, mereka pasti tersenyum seraya  menundukan kepala sebagai bentuk penghormatan. Karakteristik warga yang ramah memberikan kehangatan tersendiri bagi wisatawan untuk mengenal lebih dalam budaya dan filosofi hidup warga.

Saat malam mulai menyapa, terdengar deru mesin, dan bebera menit kemudian pulau yang gelap berubah menjadi terang. Rumah-rumah warga yang tadinya hanya temarang kini memancarkan cahaya yang terang menderang.

Setelah menyantap makan malam, aku bergegas menuju bibir pantai. di bawah langit bertabur bintang, mataku tertuju pada lautan luas. Alunan melodi gemuru ombak menemaniku melewati dinginnya malam.

Hangatnya mentari pagi memberikan kesegaran tersendiri. terlihat seorang kakek memperbaiki jaring serambi sesekali menghembuskan asap rokok. kuambil ransel lalu bergegas menemuinya. Setiap pertanyaan yang keluar dari lisanku, beliau pasti menjawab dengan nada suara lembut dan sesekali menghembuskan asap rokok.

Ternyata, pulau itu juga dijadikan sebagai salah satu tempat penelitian. sudah banyak wisatawan dari kalangan akademisi melakukan penelitian seputar terumbuh karang. Tapi kebanyakan wisatawan yang berkunjung hanya ingin menikmati keindahan panorama bahari bawah laut yang dihiasi spesies ikan hias, cumi, dan kuda laut.

Tapi sangat disayangkan, dibalik keindahan Pulau bungil yang luasnya 6,50 hektar itu tersimpan duka kemanusiaan. sarana pendidikan dan kesehatan hanya menjadi patung-patung belaka yang dihuni para laba-laba bagaikan rumah di filem-filem horor.

Para warga hanya bisa pasrah dengan kondisi pendidikan yang ada karena mereka tidak punya kekuatan untuk melakukan kritik terhadap guru-guru yang hanya mengajar ketika bertepatan dengan waktu gajian.

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D