ayah dan ibu! Maafkan anakmu yang tak bisa mencium kaki dan tanganmu sebagaimana tahun lalu
Idul Fitri adalah momen terbaik untuk berkumpul bersama keluarga. Orang-orang yang bekerja di luar Daerah, Kota, dan bahkan di luar Negara, menyempatkan dirinya untuk kembali ke kampung halamannya hanya untuk berkumpul dengan keluarga khususnya dengan orang yang telah bersusah payah melahirkan, membesarkan, dan mendidik.
Tak
ada satu pun anak, yang betul-betul memahami peran orang tua dalam perjalanan
hidupnya, membiarkan momen berharga itu lenyap tanpa makna. Mereka akan terus
berusaha mencari cara agar bisa berkumpul bersama orang tua yang telah
menghabiskan waktunya hanya untuk kepentingan sang buah hati
.
Tetesan
keringat bercucuran dari tubuh seorang ayah bercampur dengan makanan dan
susuh yang ia beli dari hasil kerja kerasnya demi ke-berlangsungan hidup sang
anak. Telah menumbuhkan kasih sayang yang begitu besar dalam diri sang buah
hati. Begitu juga dengan perjuangan Ibu yang mempertaruhkan hidupnya hanya
untuk melahirkan sang kebanggaan, telah membentuk karakter perhatian dalam diri
seorang anak.
Lalu
bagaimana mungkin, seorang anak yang memahami penderitaan orang tuanya untuk
mencari sesuap nasi, dan kasih sayang yang begitu besar yang diberikan kepada
sang buah hati, tegah membiarkan momen yang begitu berharga lenyap ditelan
waktu.
Tak
ada satu pun yang lebih berharga kecuali berkumpul bersama orang tua di hari fitri.
mencium kaki dan tangannya. Memeluk
tubuhnya yang mulai membungkuk seraya mengatakan “ maafkan saya yang selama ini
membuat tubuh ayah dan ibu membungkuk karena kerja keras untuk mencarikan
sesuap nasi. Maafkan saya, yang selama ini menyakiti perasaan ayah dan ibu
karena tidak bisa menjadi anak yang berbakti pada orang tua”
Tapi!
tidak semua anak yang paham kedudukan orang tua, bisa mudik. Bukan karena
urusan pekerjaan. Karena sungguh, ketika seorang anak lebih mementingkan
pekerjaannya ketimbang orang tuanya, maka dia adalah anak yang merugi. Tapi karena
terbebani oleh kebaikan-kebaikan orang.
Bayangkan
ketika ada orang yang selalu berbuat baik pada kita. Seluruh masalah ekonomi
yang kita hadapi ditanggung oleh mereka. Mulai dari biaya rumah sakit, BPJS,
ongkos balik untuk menjenguk ayah yang terbaring di rumah sakit, mereka semua
yang tanggung, apakah kita sebagai orang yang punya perasaan tidak merasa
terbebani ketika ongkos mudik juga mereka yang tanggung? Padahal baru sekitar
sebulan yang lalu, mereka telah mengeluarkan begitu banyak uang untuk membantu
kita? Sungguh tidak semua orang bisa terus-terusan menerima bantuan tanpa
merasa terbebani.
Maafkan wahai malaikat yang selama ini telah membantu. mungkin langkah ini keliru, tapi ia selalu berusaha untuk meringankan beban kalian. walaupun kalian merasa tak terbebani sama sekali.
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D