Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Jangan Asal Mengkafirkan Kawan

“kalau tolak ukur ke-keristenan adalah mengucapkan natal maka umat muslim jauh lebih kristen dari pada kristiani”
Tak dapat dipungkiri, perjalanan Hak dan Batil telah berlangsung sejak masa Nabi Adam as. Manusia pertama yang dijuluki sebagai penyeru pertama pada Tauhid. Sejarah mencatat, bahwa pada saat itu, terjadi  gesekan antara Habil dan Qabil. Gesekan ini muncul lantaran Qabil tak menerima kalau ia dinikahkan dengan kembaran Habil yang bernama Lubuda, sedang kembaranya yang bernama Iqlimah dinikahkan dengan Habil.
Salah satu alasan mendasar Qabil tidak menerima ke-putusan ayahnya, karena Iqlimah jauh lebih cantik dan anggun ketimbang Lubuda. Oleh sebab itulah, muncul rasa iri hati dalam diri Qabil sehingga memberanikan dirinya untuk membunuh Habil yang tak lain adalah adik kandungnya, hanya untuk mendapatkan Iqlimah.
Habil yang diposisikan sebagai lambang kebenaran dan Qabil sebagai lambang kebatilan, menarik perhatian para pemikir, seperti para antropolog, filsuf, agamawan dan sosiolog,  untuk mengkaji dan mempelajari proses terjadinya gesekan di antara Habil dan Qabil, sehingga muncullah beberapa pandangan yang mengatakan bahwa gesekan tersebut adalah simbol perjalanan antara hak dan batil. bumi ini tidak akan pernah kosong dari kebatilan dan kebenaran. Dalam artian, bumi ini akan terus dihuni oleh orang-orang yang benar dan orang-orang yang batil.
Ya! betul apa yang dikatakan ayah saya. Bahwa sampai kapan pun, orang seperti Qabil dan Habil akan terus ada di bumi ini sampai akhir zaman, karena itu merupakan hukum sunnatullah. Dan sewaktu saya bertanya kepada kakek saya, kapan hari kiamat tiba, Dengan senyum manis di wajahnya, beliau menjawab, ”ketika bumi sudah muak dengan kedzaliman.”
Pada dasarnya, generasi Qabil dan Habil akan terus bermunculan di bumi ini, keduanya akan terus berjalan berdampingan. Sebagaimana yang kita saksikan sekarang ini, gesekan yang terjadi di Timur tengah adalah gesekan antara pasukan Qabil melawan pasukan Habil.
Selain itu, di Negara kita ini, juga mengalami nasib yang sama dengan negara timur tengah. hanya saja, di timur tengah orang menggunakan senjata, sedangkan di Indonesia menggunakan Lisan, dalam artian suka memfitnah, mengatakan bidah, menuduh, dan yang lebih parahnya lagi suka mengafirkan orang yang tidak sejalan dengan mereka. Padahal, masalah kafir tidaknya seseorang itu urusan Tuhan bukan manusia.
Kita sebagai manusia hanya bisa mencari jalan yang sesuai dengan akal dan fitrah. karena itulah, Tuhan menitipkan kepada kita Akal dan fitrah agar dijadikan alat untuk mencari jalan yang betul-betul mengantarkan kita menuju kesempurnaan. Maka dari itulah muncul istilah, Tuhan menghukum hambanya sesuai dengan keyakinannya. Kalau seorang hamba meyakini bahwa jalan yang dia tempuh adalah jalan benar walaupun pada dasarnya jalan yang dia tempuh bukanlah jalan yang diinginkan Tuhan, maka Tuhan tidak berhak menghukumnya, tapi kalau kita yakin bahwa jalan yang kita tempuh adalah jalan yang salah, lalu kita masih tetap berada pada jalan itu, maka Tuhan berhak menghukum kita.
Akhir-akhir ini, di beberapa media sosial sibuk membicarakan Maulid Nabi yang hampir bertepatan dengan hari Natal. Salah satu media sosial memberitakan bahwa kepolisian telah mengatur strategi sebagai bentuk antisipasi agar perayaan Maulid Nabi tidak bergesekan dengan perayaan Natal.
Selain itu, sebagian orang juga sibuk mengatakan “ente Bidah karena merayakan maulid dan mengucapkan selamat atas kelahiran Isa as.” dengan alasan, perayaan maulid dan ucapan selamat atas kelahiran nabi Isa as, tidak memiliki dalil dalam Al-Qur’an dan Rasulullah SAW tidak perna melakukan hal tersebut.
Aneh sungguh aneh, kalau tolak ukur bidah adalah tidak memiliki dalil dalam AL-Qur’an dan tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, maka tak ada satu pun manusia yang berakal sehat, mau memeluk ajaran Muhammadi. Karena orang seperti itu, akan terlihat jumud dan tidak sejalan dengan akal dan fitrah.
Akal dan fitrah mengharuskan kita untuk mengikuti perkembangan zaman bukan membelakangi. Dalam artian, kalau pada masa Rasulullah SAW, orang-orang menggunakan siwak untuk membersihkan sisa makanan di gigi maka sesuai dengan perkembangan zaman, kita menggunakan sikat gigi. dan ini tak bertentangan dengan akal sehat manusia.
Satu hal yang perlu diperhatikan, ketika orang mengatakan bahwa maulid itu bidah, dengan alasan yang telah kita sebutkan di atas, maka pada saat itu, orang tersebut juga melakukan bidah, karena Rasulullah SAW tidak menggunakan piring, sendok, motor, mobil, elektronik dan lain sejenisnya yang tidak ada pada masa Rasulullah SAW dan jelas tidak ada ayat yang secara terang-terangan menyuruh kita menggunakan hal-hal tersebut.
Selain itu, ketika mereka meyakini bahwa mengucapkan selamat atas kelahiran Isa as juga bidah maka ini jelas-jelas bertentangan dengan akal sehat manusia. Mengucapkan selamat kepada seseorang adalah perbuatan yang baik, dan melakukan kebaikan sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Pada dasarnya , ucapan selamat hari natal merupakan salah satu bentuk kecintaan kita kepada Nabi Isa as. yang diutus ke bumi untuk menyelamatkan umat manusia. Kalau tolak ukur ke-kristenan adalah mengucapkan selamat natal, maka umat muslim yang berakal sehat jauh lebih kristen dari pada orang kristen. karena dalam ajaran Islam yang sesungguhnya, memperingati dan mengenang hari-hari penting seperti hari kelahiran Rasulullah SAW dan Isa Al-Masih putra Maryam sangat dianjurkan, supaya umat manusia senantiasa mengingat kebesaran Allah SWT yang telah mengutus Nabinya untuk membebaskan manusia dari belenggu setan.
Ada beberapa ayat yang secara tidak langsung mengisyaratkan tentang bolehnya mengucapkan salam atau kesejahteraan. Sebagaimana yang terdapat dalam surah Maryam: 
keselamatan atasnya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.( Q.S. Maryam:15)
Dan di ayat yang lain Allah berfirman:
dan Keselamatan dilimpahkan kepadaKu, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".(Q.S. Maryam:33)
Kedua ayat ini mengisyaratkan mengenai ucapan salam atau selamat kepada nabi Allah SWT yaitu Yahya as. dan Isa. Kalau Allah SWT sebagai Dzat yang maha sempurna mengucapkan salam, berarti itu menunjukkan kebaikan dan itu menunjukkan kebolehan untuk melakukan hal tersebut. justru yang tidak ada diisyaratkan dalam al-Qur’an adalah kebolehan untuk mengafirkan orang atau mengatainya bidah.
Dalam AL-Qur’an, disebutkan, janganlah kamu suka mengafirkan orang lain karena bisa saja dirimulah yang kafir. Di sisi lain, Rasulullah SAW juga tidak pernah menyuruh umatnya untuk mengatai kaum muslimin kafir atau bidah.
Maka dari itu, mari kita jadikan momen kelahiran Nabi Isa as dan Peringatan maulid Rasulullah SAW sebagai bentuk saling menghormati antar umat seagama dan antar umat beragama.

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D