Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Hari Kelahiran

Dekapan angin malam menggetarkan tubuh, Nyanyian kodok terdengar dari berbagai arah, memecah keheningan malam. Udin berjalan menuju halaman rumah, memandangi bintang yang masih setia memberikan cahayanya. Malam itu, tepat jam 24:00, Udin berusia  11 tahun. Ia teringat tahun-tahun sebelumnya, saat ayah tercinta masih berada di sisinya. Ciuman, kado, dan ucapan selamat dari Pak Mansyur, selalu membuatnya bahagia. Tapi kali ini, tak ada lagi kado, ucapan, dan ciuman dari ayah tercinta. Itu semua kini menjadi bagian masa lalu. Masa masa menyenangkan.

Saat pikiran mengantarkan Udin menjelajahi memori masa lalu, tiba-tiba Rahman, Inayah dan Ibu Rahma muncul dari arah belakang, mereka mengendap-endap, menghampiri Udin yang sedang menggoreskan penanya di atas kertas putih.

“ haa. Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun” seketika mendengar ucapan itu, Udin terjatuh dari Kursi.

“selamat ulang tahun ya pahlawan Bunda” Ucap Ibu Rahma sembari membantu bungsunya berdiri.

“Ini ada kado dari Kakak” Sahut Rahman, lalu mencium kening adiknya.

Mereka bertiga berpelukan. Mengundang malaikat turun dari Kerajaan Arsy, menyaksikan kebahagiaan keluarga kecil Pak Mansyur.

Inayah meneteskan air mata haru saat mendengar kalimat “ Aku rindu Ayah” keluar dari lisan Udin. Sembari menyodorkan kue yang dihiasi lilin-lilin kecil. Hati kecil Inayah bergeming “tetap sabar ya dik. Jadilah pemuda sukses agar bisa membahagiakan keluarga”

Usai menyantap kue, Inayah pamit Pulang. Rahman bergegas bangkit dari duduknya, bersiap menjadi Penjaga. Ibu Rahma dan Udin juga ikut berdiri, mengantarkan Inayah sampai depan Pintu.

Ketika Udin merobohkan badannya di pelukan sang bunda, Ibu Rahma berseru “Nak jadilah perahu yang bisa menyelamatkan banyak orang saat banjir. Dan jadilah tenda yang bisa menjaga banyak orang dari sengatan matahari yang memanggang tubuh”

Seketika mendengar ucapan itu, Udin meneteskan air mata.  Mengapa tidak, kata-kata itu mengantarkannya menuju samudra kesedihan. Kesedihan akan kerinduan kepada Ayah, kesedihan akan ingatan kebahagiaan dari sang ayah. Sungguh, kata kata itu membuatnya semakin bersedih. Kalimat yang sering di ucapkan pak Mansyur di hari ulang tahunnya, Kini, kalimat itu keluar dari lisan Ibu Rahma.

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D