Ternyata Tuhan Punya Saingan
“Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya
dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jatsiyah: 23)
Perubahan
zaman tidak hanya menuntut manusia untuk beralih dari manual menuju mesin, tapi
juga menuntut untuk berpindah keyakinan dari Tuhan yang menciptakan segala
sesuatu menuju Tuhan fulus.
Kebanyakan
orang lebih memilih Tuhan fulus ketimbang Tuhan yang maha segala-galanya
karena meyakini Tuhan plus tidak menuntut banyak hal untuk dikerjakan. Seperti salat,
puasa, zakat, bernyanyi di gereja atau segala bentuk ibadah. cukup dengan kerja
keras maka kita akan merasakan kenikmatan , kenyamanan, kedamaian.
Tuhan fulus
menjanjikan para pengikutnya kebahagiaan. Orang-orang yang menghabiskan
waktunya untuk beribadah kepadanya akan mendapatkan kesenangan duniawi. Apapun
yang dia inginkan semuanya akan terpenuhi. Dunia seakan ada dalam genggamannya.
Selain itu,
cara beribadah kepadanya juga sangat sederhana, cukup bekerja keras untuk mengumpulkan
Tuhan fulus sebanyak-banyaknya maka kita sudah tergolong orang yang taat
kepadanya.
Tuhan yang
selama ini dipahami sebagai dzat tunggal ternyata punya saingan. Sekarang
Kebanyakan orang berpindah Tuhan. Kalau dulu orang-orang meyakini bahwa ada
wujud yang maha segala-galanya, memberikan segala kebutuhan Insania manusia, sekarang keyakinan itu telah
berubah. Sebagian orang tidak lagi meyakini dzat tunggal sebagai pemberi
kenikmatan tapi yang memberi kenikmatan adalah fulus.
Orang
berlomba-lomba mengumpulkan Tuhan fulus sebanyak mungkin untuk
mendapatkan kesenangan duniawinya. Segala cara pun dihalalkan hanya untuk Tuhan
fulus. Mereka tidak lagi menghiraukan perintah dari Tuhan yang maha
sempurna.
Salah satu
faktor orang lebih memilih Tuhan fulus adalah efek yang diberikan. Dalam
artian, orang-orang yang menyembah Tuhan fulus akan merasakan efek
secara langsung dari ibadah yang dia lakukan. Berbeda halnya dalam agama, kita
tidak merasakan secara langsung efek dari ritual yang kita kerjakan sehingga
kebanyakan orang lebih memilih menyembah Tuhan fulus.
Memang
betul, Tuhan fulus bisa memberikan kenikmatan duniawi. Dengan fulus,
kita bisa sekolah setinggi-tingginya. Dengan plus, kita bisa hidup mewah. Dengan
fulus kita bisa keliling dunia. Tapi perlu diperhatikan bahwa kehidupan
kita tidak hanya berakhir di dunia. Ada alam lain yang sedang menanti kita.
kita ibarat seorang perantau yang suatu saat akan kembali ke kampung halaman.
Dunia ibarat
lahan untuk bertani dan akhirat adalah tempat memanennya. Kita dituntut untuk
menanam sebanyak mungkin dan merawat tanam tersebut agar di akhirat kelak kita
mendapatkan hasil panen yang memuaskan. semakin kita berusaha untuk
memaksimalkan potensi yang kita miliki untuk mengelola lahan maka semakin besar
kemungkinan untuk mendapatkan hasil panen yang menggiurkan.
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D