Perempuan dan Pasar Mode
Dunia yang diciptakan kaum kapitalis modern telah menjauhkan manusia dari eksistensinya sebagai manifestasi
dari sifat jalaliah dan jamaliah Tuhan. Kesadaran akan hakikat diri mulai pudar
seiring berkembangnya dunia fashion. Memperindah diri dengan aneka ragam make
up dan model pakaian, menjadi kunci utama lahirnya manusia-manusia hiper yang
kehilangan jati dirinya. Persaingan style, telah menggeser nilai-nilai
kedirian. Para kapitalis merebut ciri-ciri keagungan dan mengubahnya menjadi
sosok yang diinginkan. Maka tampillah manusia-manusia buatan yang tak tahu arah
dan tujuan hidupnya. Hasutan gaya modern begitu kuat. Para perempuan
berlomba-lomba mengganti topeng tradisonalnya dengan topeng modern. Melupakan
keanggungan dan kesucian yang telah Tuhan titipkan dalam dirinya.
Maka benar apa yang dituliskan Ali Syariati “ pada masyarakat kita, kaum wanita berubah dengan pesat. Tirani zaman kita dan pengaruh dari berbagai lembaga telah mengambilnya dari ‘dia yang sebenarnya’. Semua ciri daan nilai tradisional wanita telah diambil darinya, sehingga mereka (para tirani) membuatnya menjadi makhluk yang ‘mereka kehendaki’, ‘mereka bangun’, dan kita lihat bahwa mereka (kaum wanita) telah ‘terbentuk’!”[1]
Kesadaran akan kondisi yang menyedihkan ini, sangat diharapkan. Para perempuan harus mampu memahami fakta-fakta ini, sehingga mereka tergerak untuk menghias kepribadiannya dengan kesadaran dan kemerdekaannya. Mereka menciptakan satu desain yang sesuai dengan nilai-nilai keperempuanannya, bukan mengikut pada desain yang disediakan pasar mode. Dengan begitu, para perempuan mampu merefleksikan kepribadiannya sebagai manifestasi keindahan dan kelembutan Tuhan. Hasrat pamer dan mempertontonkan diri di dunia bebas harus ditahan, karena dengan begitu kemuliaan akan terpancar dalam diri.
Maka benar apa yang dituliskan Ali Syariati “ pada masyarakat kita, kaum wanita berubah dengan pesat. Tirani zaman kita dan pengaruh dari berbagai lembaga telah mengambilnya dari ‘dia yang sebenarnya’. Semua ciri daan nilai tradisional wanita telah diambil darinya, sehingga mereka (para tirani) membuatnya menjadi makhluk yang ‘mereka kehendaki’, ‘mereka bangun’, dan kita lihat bahwa mereka (kaum wanita) telah ‘terbentuk’!”[1]
Kesadaran akan kondisi yang menyedihkan ini, sangat diharapkan. Para perempuan harus mampu memahami fakta-fakta ini, sehingga mereka tergerak untuk menghias kepribadiannya dengan kesadaran dan kemerdekaannya. Mereka menciptakan satu desain yang sesuai dengan nilai-nilai keperempuanannya, bukan mengikut pada desain yang disediakan pasar mode. Dengan begitu, para perempuan mampu merefleksikan kepribadiannya sebagai manifestasi keindahan dan kelembutan Tuhan. Hasrat pamer dan mempertontonkan diri di dunia bebas harus ditahan, karena dengan begitu kemuliaan akan terpancar dalam diri.
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
Tulisan yang kren
ReplyDeleteMakasih banyak mba!!!
Deletetulisan yang sangat cock di rekomendasikan untuk wanita.
ReplyDeletesekali lagi luar biasa bang
makasih. semoga tulisan yang saya sajikan bisa mencerahkan
Delete