Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Faham Manusia Seutuhnya

Faham yang turut memberikan pandangannya mengenai insan kamil adalah faham kekuasaan. Mereka bertumpu pada penguasaan dan sejauh mana mereka menguasai alam semesta. Ukuran kebenaran terletak dari penguasaan itu. Bila ada dua yang berlawanan, dan di antara kedua orang yang berlawanan itu mampu menang dan mengusai lawannya maka dia lah kebenaran.

Jauh yang yang dikenal sejarah, aliran ini sudah ada di abad ke-V SM. Yakni yang menamakan diri mereka sebagai kaum sophis: siapa yang dapat menaklukkan dan menguasai lawannya, maka ia berada pada pihak yang benar.

Berbekal seni debat yang mampu memutarbalikkan argumentasi. Yang terus menerus memberikan kebenaran di balik penguasaan dan pemutarbalikkan argumemntasi tersebut. Sampai pada jaman Socrates, dan murid-muridnya berlanjut pada era Masihi, pandangan ini hilang.

Jauh di fase berikutnya, di Barat. Pandangan ini kembali berkembang. Oleh Niccolo Machiavelli. Pandangan ini dilekatkan sebagai dasar politik. Kekuatan adalah kebenaran. Dengan jauh tindakannya segala cara menjadi halal demi tercapainya tujuan politis.
 

Adalah Nietzsche.dengan salah mengartikan pendapat dari Darwin  seperti tentang evolusi, terciptnya manusia ideal dan teladan, manusia unggul dan manusia sempurna. Darwin dengan 4 rumusan teori nya yakni salah diantaranya, cinta diri; setiap hewan mempunya rasa untuk berjuang mempertahankan diri. Dan, peperangan yang terus menerus; yang kuat akan dapat melangsungkan kehidupan dan keberadaanya. 

Nietzsche; prinsip hidup semua hewan dan manusia adalah perang. Yang kuat yang dapat bekuasa dan dapat bertahan. Alam selalu memuhak manusia yang kuat, bergerak menuju manusia superior. Berjuang untuk bertahan hidup disalah artikan sebagai berperang untuk bertahan hidup. Berberang untuk bertahan hidup menjadi, manusia harus berperang satu dengan yang lainuntuk memperoleh kekuatan, kekuasaan, dan kemenangan.

Sehingga prinsip hidup Nietzsche adalah bagaimana kita di dunia dapat menikmati lebih banyak  tanpa sedikit pun berkorban atau hanya sedikit pengorbanan. sehingga nafsu menjadin ukuran, sejauh mana nafsu bisa diberikan kenikmatan dan kebebsannya. Ditambah pula, Nietzsche menganggap tidak ada persamaan hak diantara manusia. Karena demikian bisa saja disamakan antara yang kuat dan yang lemah, dan tentu tidak demikian. Yang kuat tidak sejajar denagan yang lemah. Perempuan hanyalah penghibur karena laki-laki yang mampu pergi berperang. Laki-laki sebagai pokok segalanya. 
Dengan dua hal tersebut dan lainnya meniscayakan Nietzsche menolak hukum-hukum etika, kasih, sayang, cinta. Karena hal-hal tersebut adalah kelemahan atau pembatas manusia untuk mencapai keinginnannya yakni kekuasaan atas yang lainnya. Bahkan pula dia mengecam agama sebagai bentuk kehambaan yang membuktikan bahwa agama adalah sarana kelemahan. Agama tidak berpotensi untuk menjadikan manusia menjadi kuat dan berkuasa.

Hak itu bukan pemberian[1] tapi ia adalah sesuatu yang diusahakan jadi kita mesti mengejar bagaimanapun jalannya.

Di abad XVI, era modern, terjadi sebuah perombakan di bidang ilmu. Pandangan tidak berbeda jauh dengan pandangan sebelumnya yakni kekuasaan. Hanya berbeda pada dasar. Yakni pertama adalah kekuatan kemengan. Sedangkan di era ini dasarnya yakni ilmu. Pandangan ini merupakan awal berkembangnya ilmu dan penguasaan luar biasa pada manusia.

Salah satu perintisnya yakni Bacon yang pada dasarnya memang memberikan kemakmuran tapi di satu sisih dia menghancurkan. Bacon menganggap ilmu adalah pelayaan kekuasaan dan kekuatan. Menganggap bila ilmu adalah sarana mencari kebenaran tak lain hanya permainan mengisi waktu kosong. Ilmu  harus dijadikan alat menjamin berlangsungnya kehidupan. Ilmu yang baik adalah yang bermanfaat bagi kehidupan dan menjadikan manusia penguasa atas alam. Yang memberikan kekuasaan.

Padahal ilmu itu lebih berharga dari harta dan kekuasaan materi. Adam dan Iblis berbeda karena dari salahsatunya kualitas ilmunya. Ilmu memiliki ruh samawiyah yang mampu mengungkap realitas, dan dan menelaah kebenaran bukan adalah pengisi waktu kosong karena berimplikasi pada kebahagiaan hakiki manusia. Sedangkan kekuasaan materi bukan tujuan uatama yang di dalamnya terus berputar-putar tanpa kepastian.
Ilmu diberikan pada Idris 
Emas dan perak pada Qarun
Harta terkubur dalam perut bumi 
Dan ilmu berada di atas falak.
 
Mengenai kebenaran kekuasaan karena kemenangan adalah argumentasi yang tak tak berdasar. Memang dalam dua pihak bertikai tidak mungkin keduanya benar tapi bisa meniscayakan keduanya salah. Dan upaya untuk menemukan kebenaran bukan dengan adu fisik dan semacamnya. Tapi kebenaran bisa diidentifikasi dengan analisis yang objektif berdasar serangkaian kaidah dan nila. 

Menganai kekuasaan itu sendiri, Islam tetap mendakwahkannya bahkan salah satu mnejadi keutamaan manusia. Tapi kekuasaan yang tidak berdasar pada ego, kekuasaan karena tidak meniscayakan terhina dengan kelemahan, kebenaran dan keadilan.
Betapa banyak para nabi, yang berperang bersamanya kaum raribbiyun sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa. Mereka tidak takut pada yang menimpa mereka di jalan Allah dan tiada lemah dan tiada pula tunduk (kepada musuh), Allah mengasihi orang-orang yang sabar. QS. Ali Imran: 146
Perangilah pada jalan Allah orang yang memerangi kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tiada mengasihi orang-orang yang melampaui batas. QS. 2: 150
Rasulullah Saww: ada dua hal yang tidak layak bagi seorang mukmin, yang pertama kebakhilan dan yang kedua sifat pengecut.
Ali as: Mukmin adalah pribadi yang ruhnya lebih keras dan lebih kuat dari lempengan-lempengan baja
Rasulullah sendiri adalah tokoh representatif mengenai yang seimbang kualitas ruh dan jasadnya yang tercermin lewat pengakuan-pengakuan sahabat. Dengan panduan tersebut dan kebenaran objektif, Islam tidak menafikkan kekuasaan dan kekuatan itu sendiri.  Karena berbekal keobjektifan sesuatu Islam harus membela dengan kekuatan. Yang dibela adalah kebenaran. Jadi Islam tidak memerintahkan untuk menjadi lemah. Karena manusia wajib membela diri dan membela kebenaran. 
Manusia dalam Islam memberikan peringatan bagi mereka yang merampas hak seseorang dan satu sisih mereka menekankan untuk berupaya kembali meraih haknya yang dirampas. inilah pandangan untuk menjawab antara dua pandangan yang mengatakan bahwa hak itu adalah usaha sehingga terus berupaya meraih keinginan dan pemberian sehingga rela didzalimi.
 
Nb:  Ada pandangan demikian bahwa hak adalah pemberian

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D