Semangatnya Membuatku Iri
Senyum manis terpancar dari raut wajahnya, sesekali mereka melepaskan
tawa hingga terdengar di –lorong-lorong perumahan. Buku cerita nabi Adam as, mengantarkannya
pada dunia hayal, menembus lorong-lorong waktu. Mereka membayangkan, seolah
dirinya berada pada zaman itu dan menyaksikan apa yang dilakukan Nabi Adam as.
Setelah berbagi cerita tentang nabi Adam as, Bocah lelaki berusia 9
tahun, menghampiriku dan berkata: Kak! Zaki pengen belajar ngaji dan bahasa
arab dirumah kaka, boleh yaa. Sejenak aku terdiam ketika mendengar ucapan
itu. Bocah kecil yang memiliki semangat belajar begitu tinggi membuatku irih
hati dan menyesal, kenapa pada saat seusia mereka, aku tidak memanfaatkan waktu
sebaik mungkin untuk belajar. Aku terkesima melihat bocah yang dalam dirinya
berkobar rasa ingin tahu.
“Nabila juga kak, hikmah juga, inayah juga” aku tersentak saat
mendengar ketiga bidadari kecil itu memintaku untuk mengajarinya juga. Dengan
nada suara lembut aku menjawab: iya. Boleh kok.
Rasa senang dan bahagia menyelimutiku saat mereka berempat duduk
disebalahku serambi memeluk tubuh ku. Baru kali ini, aku merasakan kehangatan
pelukan dari bocah-bocah yang memiliki semangat belajar tinggi melebihi orang
dewasa.
Tak perna sekalipun terlintas
dibenakku untuk mengajari mereka ngaji. soalnya, saat pertama kali bertemu
dengan mereka, seolah-olah mereka tidak nyaman dengan keberadaanku,. Setiap
kali aku menghampiri mereka di bawah pohon gerseng tempat mereka bermain,
mereka malah berlarian menujuh rumahnya masing-masing. Seolah-olah aku seperti
dinosaurus yang mencari sedang mencari magsa.
Aku tak perna berputus asa untuk mendekati mereka, setiap sore,
pukul 04:00 aku meluangkan waktu untuk bertemu dengan mereka. Pada saat itu,
adik Zaki bernama Auril menghampiriku di bawah pohon gersen, bocah kecil
berusia 5 tahun itu mengajakku bercerita tentang transformer, filem
kartun yang mengisahkan perjuangan para robot dalam membasmi kejahatan.
Sesekali aku tertawa ketika melihatnya terdiam serambi memikirkan
kalimat yang akan dia keluarkan selanjutnya. Mungkin, karena bocah kecil itu
merasa mendapatkan teman diskusi, akhirnya setiap sore dia datang ke rumah,
memanggilku untuk berdiskusi seputar transformer. Dari situlah, anak-anak di
kopleksku mulai dekat denganku sampai pada akhirnya mereka memintaku untuk
mengajari mereka ngaji dan bahasa arab.
Suatu kesukuran besar bisa dekat dengan mereka, apa lagi mengajari
mereka ngaji dan bahasa arab. Waoo, sungguh ini merupakan kebahagian besar yang
diberikan tuhan kepadaku.
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D