Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Syauqiyyah Azzahra!!!


Penapancasila.top- Kak Misbah! Kapan menikah? Masa kalah sama kak Mita, masih mudah tapi sudah menikah. Kakak mau jadi berondong  tua? Ungkap Zahra, gadis cilik yang hobinya berbagi kepada orang di sekitarnya. Baik itu makanan, uang, atau mainan.

***
Saat rona merah menyelimuti kota Makassar, Saya dan anak-anak yang belajar mengaji dan bahasa Arab, bergegas menuju Masjid yang terletak sebelah kompleks. Sepanjang perjalanan, Canda tawa, lantunan ayat suci, dan pujian kepada Rasulullah SAW mengiringi langkah kami.

Malam itu, Zahra dan teman-temannya membawah bekal. Setelah shalat magrib, mereka bangkit dari duduknya dan bergegas menuju teras dekat ruangan Imam. Mereka duduk melingkar dan meletakkan bekal di depan. Ada yang bawa nasi sosis, Pisang Goreng, Nasi Ayam, mie goreng, Nasi Telur dan Pisang-pisang. Sebelum makan, saya membimbing mereka melantunkan doa. Setelah itu, Jihan dan Hikmah mengambil sosis lalu memasukkan ke mulutnya.  “ nyam nyam nyam. Enak” katanya serambi mengangkat jempol kirinya. Tak tegah melihat mereka di tempat yang agak gelap. Saya menyarankan untuk makan di teras dekat pintu masuk. Tapi mereka malah berkata” deh kak Misbah! Disitu banyak orang, Malu diliatin”.

Saat pikiranku menjelajah mencari tempat tiba-tiba Mafatihul Jihan yang kerap disapa Mita, keluar dari masjid. “ itu kak Mita. Bagaimana kalau makan di rumahnya? Soalnya disini gelap.” Pintaku serambi mengarahkan tangan kananku ke Mita. Mendegar ucapan itu, Ita menghampiri anak-anak dan mengajak mereka  ke rumahnya. Hanya dinding yang menjadi pembatas antara mesjid dan rumahnya. Melihat sekumpulan anak membawa makanan, suaminya yang duduk santai bersama kawannya di halaman rumah berkata padaku “ kebetulan dia sendiri di dalam” serambi menunjuk pintu rumahnya.

Saat anak-anak memasuki ruangan, saya pamit kembali ke mesjid. Sambil menunggu, saya melantunkan ayat suci. Jelang beberapa menit, tiba-tiba mereka menghampiriku. Dengan santainya, Zahra berkata “ Kak Misbah! Ternyata kak Mita sudah menikah. Tadi dia perlihatkan foto-foto pernikahannya. Dia menikah di usia 18 Tahun dan sekarang dia sudah kuliah semester 2. Kak Misbah masa kalah sama kak Mita. Kakak mau jadi brondong tua?

Mendegar ucapan itu, saya tersenyum dan berkata “ kakak belum mau menikah”. Nabilah memperjelas “ belum mau menikah atau belum punya calon? Sama kakak yang pakai kerudung itu Hijau Tua. Kan waktu itu, dia titip salam sama kakak” serambi mengarahkan jari telunjuknya pada sosok wanita yang tengah memandangi kami. Wanita itu hanya tersenyum saat melihat Nabilah menunjuk ke arahnya.

“ Sudah! jangan diskusi masalah itu ah. Mending kita belajar bahasa Arab”. Kataku serambi mengarahkan mereka untuk melingkar. Mita yang duduk dekat pintu masuk  memperhatikan kami dari tadi. Ia tersenyum serambi mengangkat tangan kanannya dan menggerakkan jemarinya naik turun bagaikan kepala burung perkutut saat berbunyi. Zahra seakan mengetahui maksud isyarat tangan itu, ia bergegas menghampiri Mita.

Saat azan menggelegar ke angkasa meruntuhkan tirai ego, anak-anak bergegas menuju tempat wudu yang luasnya seukuran pos satpam. Karena banyak orang yang berwudu, akhirnya Anak-anak berbaris menunggu giliran. Sahlan yang berada di barisan paling belakang berkata “ kak haus!” mendengar ungkapan itu, Zahra keluar dari barisan menuju ruangan mesjid. Menjelang beberapa detik, ia datang membawa uang seribu lalu memberikannya ke Sahlan.

Ini bukan pertama kali saya melihatnya berbagi. Sering kali ia berbagi mainan dan makanan kepada orang di sekitarnya tanpa memperdulikan siapa yang dia beri. 

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D