Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Wawancara Di Senayan City,


Saat itu aku bersama dua sahabatku mendapat tugas wawancara dari tim media. kami pun menerima tugas tersebut lalu bergegas menuju tempat wawancara yang telah disepakati oleh  Narasumber. dengan modal 50.000 dari tim Media, kami merasa kesulitan dijalan. karena takut kehabisan ongkos jalan, kami bertiga sepakat jalan kaki dari Palmerah ke Senayan City, tempat kami akan wawancara dengan narasumber.
Hujan yang menguyur kota jakarta pada saat itu mengharuskan kami mencari tempat berteduh, untungnya disekitar situ ada warung kopi yang siap menampung kami. suda 10 menit kami berteduh menunggu redahnya hujan, tapi kelihatannya penantian kami akan menyita waktu lama. karena hujan yang tak kunjung redah  dan dingin yang menyelimuti tubuh, akhirnya kami memberanikan diri untuk memesan tiga gelas kopi kesukaan kami yaitu kopi Hitam. awalnya kami ragu memesan kopi karena takut kehabisan uang dijalan, tapi karena dingin yang begitu hebatnya mengetarkan tubuh mengharuskan kami memesan kopi tanpa memikirkan nasib perjalanan selanjutnya. setelah memesan kopi, kami mempersiapkan diri untuk merasakan kehangatan dan kenikmatan kopi hitam.
Setelah menikmati kopi buatan pak Joko (pemilik warung tersebut) hujan pun meredah, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalalan. Setelah 30 menit berjuang berjalan kaki dari Palmerah menuju Senayan City, akhirnya kami sampai di depan gedung pencakar langit yang bertuliskan Senayan City.
Kebahagiaan menghampiri kami saat melihattulisan itu. tanpa buang-buang waktu, kami bergegas menuju lantai dua untuk bertemu narasumber yang dari tadi menunggu. sepanjang perjalanan, bolah mata kami dihiasi dekorasi hari natal.
Gedung yang luasnya sekitar separuh lapangan bola sesak akan pengunjung. kami melihat berbagai jenis suku, bangasa, agama berkumpul di gedung itu untuk memperingati hari natal. sepasang suami istri mengenakan kostum natal Santa Clous menghampiri kami, mereka berlagak seperti santa yang mendatangi anak-anak untuk memberikan hadia. tapi pasangan ini tidak memberikan kami hadia tapi justru meminta hadia dari kami. mereka mengatakan, " kami bukan santa kaya yang memberikan hadia kepada anak-anak. kami hanyalah sepasang santa miskin yang mengharapkan belas kasih dari kalian".
kawanku yang kasihan melihatnya, menarik selembar uang dari sakunya lalu memberikan kepada sepasang santa yang dari tadi bergoyang di depan kami. di tangga esklator, aku bertanya kapada temanku yang telah memberikan uang kepada sepasang santa." uang jalan kita?". 
Di lantai dua, terlihat seorang lelaki bertubuh tegag lurus mengenakan peci hitam sedang asyik mengotak-atik hp-nya. lelaki itu persis dengan gambar yang diberikan tim media kepada kami. tanpa pikir panjang, kami menghampirinya dan mengucapkan salam. betul, lelaki itu adalah narasumber kami.
Tampaknya, narasumber itu paha kondisi kami yang dari tadi jalan kasebelum wawancara, narasumber tersebut memesan makanan yang menurut kami makan itu sangat mewah. seorang sahabatku berbisik ditelingaku "baru kali ini saya melihat makan seperti ini". aku tersenyum mendegar ungkapannya, seakan-akan aku sudah pernah melihat makanan tersebut.
Setelah menyantap sop daging yang tersaji dihadapan kami, narasumber tersebut mengajak untuk memulai wawancara, kami pun mempersiapkan alat wawancara dan memulainya. sekitar 10 menit kami wawancara, saya mengahiri wawancara tersebut dengan pertanyaan “ siapa yang bertanggun jawab atas ini semua?”. Dengan suara lantang, narasumber itu menjawab “negara dan orang-orang yang sadar akan nilai kemanusiaa”

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D