Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Berkah dari Konsolidasi Percepatan gerakan ke depan

 

Penapancasila.top- Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Ia telah memutuskan mengambil langkah kongkrit untuk menjalankan sunnah Rasul. Sebelumnya ia kesulitan dalam mengambil sebuah ke-putusan karena harus bersandar pada analisis yang jelas. Tapi pada akhirnya, ia berhasil menentukan pilihan karena tidak lagi menggunakan analis matrealistik.

Keterjebakannya dalam analisis matrealistik telah memenjarakan dirinya. Semua sosok penyempurna yang ia kenal dianalisa dan dipetakan sampai ke akar-akarnya. Mulai dari ke-apaan, ke-siapaan, ke-bagaimanaan sampai pada ke-layakan. Sehingga sulit menentukan sosok penyemangat dan penyempurna yang  sesuai konsep idealisnya.

Memang wajar kalau dia menganalisa terlebih dahulu  sebelum mengambil ke-putusan karena selama ini dia aktif di pembasisan. Kecerdasannya dalam aspek gerakan telah terbukti dengan adanya beberapa daerah yang menjadi lahan basisnya. Selama ini, ia pergi ke desa-desa hanya seorang diri dengan tujuan membantu masyarakat dalam menyelesaikan berbagai macam masalah yang dihadapi. Dia juga merupakan salah seorang yang telah berhasil merubah cara pandang saya terhadap sesuatu. Saya banyak belajar dari beliau khususnya dalam hal gerakan. Tapi kali ini saya tidak terlalu sepakat dengan metode yang ia gunakan dalam menentukan pilihan. menurut saya, kali ini dia salah dalam menempatkan analisanya sehingga begitu banyak masalah yang ia hadapi sebelum mengambil ke-putusan.

Memperjelas sesuatu sebelum melangkah adalah keharusan. Kita tidak boleh serta merta memutuskan sesuatu tanpa memahami betul objeknya. Tapi kita juga harus memahami bahwa dalam aspek penyempurnaan insani, yang dibutuhkan hanyalah analisis spiritual bukan analisis matrealistik.

Kebanyakan di antara kita sulit melakukan pendekatan dalam hal membangun Rumah tangga karena keterjebakan pada idealisme yang terbentuk dari pandangan metrealistik. Banyak orang yang jago bicara tentang pandangan spiritual tapi ketika mereka diperhadapkan dengan urusan rumah tangga maka mereka akan kembali bersandar pada pandangan matrealistik dengan mengatakan “ siapa dia, apa jabatannya, keturuan dari mana dan sejenisnya”. Ini adalah salah satu problem yang telah mendarah daging.

Kita tak sadar bahwa pandangan Spiritual adalah pandangan yang membentuk sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahman sekaligus menjadi pengontrol sistem kekeluargaan yang kita bangun karena pernikahan pada dasarnya adalah proses perjalanan menuju insan kamil. Seoarang lelaki memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh perempuan dan begitu pun sebaliknya. Dan untuk sampai pada kesempurnaan, sesuatu yang dimiliki pria harus menyatu dengan sesuatu yang dimiliki oleh perempuan. Oleh sebab itu, pria dan perempuan harus bersatu dalam muara cinta yang diikat dengan pernikahan agar lebih mudah mencapai kesempurnaan.
***

Alhamdulillah karena beliau telah memutuskan untuk mengambil langkah-langkah kongkrit. Ada yang menarik dari proses perjalanannya dalam pendekatan membangun keluarga. Saya sangat yakin hanya sebagian kecil yang bisa mengikuti jejaknya. Tanpa ada kata-kata indikasi yang bisa membuat perempuan itu paham bahwa dia akan datang melamar. Hanya kalimat yang ia keluarkan saat menelfon “ ini untuk mempercepat gerakan ke depan. Kamu mau dipercepat atau diperlambat”. Dari ungkapan inilah saya mendapatkan defenisi baru tentang pernikahan yaitu “ percepatan gerakan masa depan”. 

Dan saya sangat bersyukur karena mendapat percikan berkah darinya. Saat saya mendengar kabar bahwa beliau telah melakukan proses konsolidasi percepatan gerakan ke depannya, keesokan harinya saya pergi mengajar bahasa Arab. Saat perjalanan pulang, hujan mengguyur kota Makassar. Saya pun mampir di salah satu rumah makan Pangkep untuk berteduh. Saat memasuki ruangan, saya disapa oleh seorang pria yang mengenakan baju kokoh, memakai sarung dan rambutnya yang cukur plontos ditutupi songkok haji.

“Pak saya pesan kopi hitam” kataku sambil berjalan menuju kursi yang disediakan. Setelah hujan reda, saya berniat pulang. Ketika saya bertanya berapa yang harus saya bayar, bapak itu malah tersenyum dan berkah “ yang tadi itu gratis”. Mendengar perkataan itu, saya pun menjulurkan tangan kanan untuk bersalaman. Beliau juga menjulurkan tangannya dan akhirnya tangan kami bertemu dan bergoyang naik turun. “Makasih banyak atas kebaikan bapak. Semoga Allah membalasnya”.

Saat memasuki kompleks perumahan, saya mampir di warung campuran milik senior yang terletak dibelakan rumah tempat tinggal saya. Saat masuk ke dalam warung, tiba-tiba salah seorang senior yang tengah asyik menikmati roti berkata, “ eh Misbah! Habis darimana dan mau beli apa?” dengan raut wajah yang dihiasi senyum tipis saya menjawab “ saya dari perintis. Ini saya mau beli rokok” dia pun membalas senyumku dan berkata kepada penjual yang tak lain adalah senior kami “ kak! Kasih rokok Misbah biar saya yang bayar”. Mendegar kalimat yang keluar dari lisannya saya berkata dalam hati “ waduh hari ini kok begitu banyak berkah yang datang menghampiri. Oh ini pasti bagian dari berkah konsolidasi percepatan gerakan ke depannya”.

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D