Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Senyum dibalik penderitaan


Sebesar apapun masalah yang dihadapi, selama masih bisa tersenyum, maka tersenyumlah, agar orang lain merasa bahagia saat bertatap muka dengan kita. Tak ada jaminam hidup bahagia di dunia ini, kapan saja, seseorang bisa terlempar dari kota kebahagian menuju lembah kesedihan.
Sore itu, aku lagi asik menulis artikel yang berjudul “ penjajahan dari jalur ekonomi”, tiba-tiba saja terdengar suara hp berdering, awalnya aku tak menghiaraukan suara itu kerana terlalu asyik menulis. salah seorang sahabatku mengambil hp itu dan memberikannya kepadaku serambi berkata: “ kak ada telfon!”, aku mengambil hp itu dan melihat siapa yang menelfon, ternyata yang menelfon salah seorang sahabatku yang selama ini banyak membantuku.
Ketika mengetahui bahwa yang menelfon adalah dia, aku bergegas meninggalkan laptop dan menjawab pangilannya. Aku selalu berbohong kapedanya, setiap kali ia bertanya apakah aku sibuk atau tidak aku pasti menjawab tidak walaupun aku memiliki banyak kesibukan, Karena aku tau betul setiap kali ia nelfon pasti ingin curhat, menceritakan seluru masalah dihadapinya. Curhatannya kali ini berbeda dengan sebelumnya. Kali ini agak sedikit lebih serius karena berhubungan dengan masa depan.
Awalnya ia tak terlalu sedih ketika melihat kekasihnya bersama dengan orang lain karena, tetapi ketika mendengar sebuah berita bahwa kekasihnya mendapat pasangan baru, kesedihan mulai menyelimutinya.
Awalnya Aku berfikir, ini bukan sepenuhnya kesalahan orang itu, karena sejak dulu mereka telah putus hubungan, tapi sahabatku ini yang selalu saja berharap untuk melanjutkan hubungan dengan orang itu, walaupun ia sadar bahwa selama ini ia telah disakiti, ia tak mampu memahami bahwa perjuangannya untuk mendapatkan orang itu sia-sia.
Suara haru mulai terdengar dari lisannya, isak tangis mulai memenuhi pendengaranku, aku berusaha untuk menenangkannya dan menyuruhnya untuk mengeluarkan seluruh isi hatinya. Setelah mengeluarkan semua apa yang harus ia keluarkan, tibalah giliranku untuk berbicara, aku berkata kepadanya, hanya ada dua pilihan, kamu buang perasaan itu dan membuka lembaran baru ataukah kamu tetap mempertahankan perasaan itu dan merasakan sakit hati selamanya. Ia berkata, aku tak mampu menghilangkan perasaan ini, karena selama ini, ia memberiku ruang untuk kembali bersatu dengannya, ia telah memberiku kepastian bahwa setelah lulus kuliah aku baru bisa menikah.
Aku terdiam sambil berfikir, kenapa sih selalu berusaha mempertahankan sesuatu yang tak pasti, suda jelas-jelas ia melihat dengan mata kepalanya sendiri orang itu lagi mesra-mesraan dengan orang lain, eeh masih dipertahankan, aneh. yaa betul apa yang dikatakan orang-orang bahwa perasaan akan membutakan segalanya. Yaa biasa remaja masa kini, lebih mengedepankan perasaan dari pada logika.
Sejak dulu, aku berkata kepadanya agar mengedepankan logika dari pada persaan tapi ia tak pernah menghiraukan saranku, ia selalu membantahku, aku pun tak dapat berbuat apa-apa karena yang menentukan lankah apa yang harus ditempu adalah dia, aku hanya bisa memberikan saran. Tapi hari ini aku mulai berani untuk menegurnya dan megaturnya karena aku tak tahan melihatnya menderita. Aku mempertanyakan sesuatu yang tak seharusnya aku pertanyakan karena bisa membuatnya sakit hati, tapi apa boleh buat aku harus mempertanyakan itu agar ia merasa lebih nyaman. Aku sangat yakin bahwa yang membuatnya tak bisa melepaskan orang karena ada sesuatu yang berkesan yang pernah mereka lakukan, sebagaimana teori usul fiqih sesuatu yang tak dapat terlupakan adalah sesuatu yang sangat berkesan.
Jawabanya membuatku terbungkam, tubuhku melemah, emosiku mulai muncul, tapi aku berfikir bahwa setiap manusia pasti perna melakukan kesalahan. Yaa sahabatku ini bukan orang suci yang bisa terhindar dari kesalahan. Aku hanya bisa berkata, buang kenangan buruk itu dan mulaila melakukan sesuatu yang bermanfaat. Perbanyaklah munajat dan baca Al-Qur’an, jangan pernah tinggalkan shalat karena itu bisa membantumu untuk melupakannya.

Aku mencoba mengalihkan diskusi, berusaha untuk menghiburnya, sesekali suara tawa terdengar. Hati kecilku berkata teruslah tersenyum karena senyuman akan membuatmu merasa lebih tenang.

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D