Bertapa di malam minggu
Bagi kebanyakan orang, malam minggu adalah
waktu untuk melepaskan seluruh beban pikiran, seperti urusan kantor, kuliah,
sekolah, dan pekerjaan. Sehingga tak heran, apabila sebagian orang memanfaatkan
malam minggu untuk berkumpul dengan kerabat, pacar, keluarga di tempat-tempat
tertentu, seperti Caffe, studio, Taman dan pantai. Tapi bagiku, malam minggu
tak ada bedanya dengan malam-malam lainnya. tak ada ke-istimewaan khusus pada
malam minggu. Yaa, mungkin karena saya jarang keluar Asrama atau jarang
menyaksikan dunia luar apa lagi bercengkrama dengan orang-orang luar yang
notabenenya gaul.
Malam istimewa itu, di bawah langit bertabur
bintang dan cahaya purnama menerangi lorong-lorong kota Jakarta, aku dan
sahabatku bernama M Awwah berdiskusi seputar kampung halaman. Beberapa diantara
cerita menarik terkait kampung halaman sahabatku, ada satu cerita yang
menurutku, menarik untuk ditulis, yaitu cerita tentang Gunmurah, sebuah kawasan
yang cukup luas, dijadikan Gudang persenyataan Negara.
Banjaran, salah satu nama daerah di Bandung
Jawa Barat, adalah kampung halaman M. Awwah. Disana, ada sebuah kawasan yang
disebut Gunmurah, kawasan itu bekas perkampungan orang belanda ketika menjajah
Indonesia. Konon, ketika pasukan kerajaan Siliwangi berhasil memukul mundur para
penjajah, mereka mengambil alih kawasan tersebut.
Kawasan tersebut sangat luas. Terdapat 25
bangunan di dalamnya. Setiap bangunan memiliki tiga lapis pintu gerbang, dan
sekarang, bangunan tersebut dijadikan tempat penyimpanan senjata. Sekali dalam Sebulan
, para pagar negara berkunjung ke tempat itu untuk latihan nembak. Masyarakat
sekitar agak kessal dengan adanya pelatihan tersebut, tapi di sisi lain mereka
juga bersyukur karena setiap latihan selesai, mereka berlomba-lomba
mengumpulkan canggan peluru untuk dijual. Lumayan buat beras.
25 personil TNI siap siaga di tempat itu.
setiap pagi, mereka membuka seluruh gerbang dan menutupnya ketika rona merah
telah nampak. Butuh waktu sekitar tiga Jam untuk membuka dan menutup gerbang
tersebut.
Salah satu cerita mistis yang berkembang di
daerah tersebut yaitu cerita Budak Hideung (budak hitam). Masyarakat
yang berjalan di kawasan itu, sesekali mendegar atau melihat Budak Hideung
berlari kencang di tengah-tengah pepohonan pinggir Jalan. Mungkin karena
terbiasa, masyarakat setempat tidak merasa takut ketika melihat atau mendegar Budak
Hideung berlari.
Keberanian pasukan Siliwangi, diabadikan dalam
bentuk tradisi Singa Depok oleh Abah Ata Subagja, asal Subang, Jawa Barat.
Dalam Tradisi tersebut, terdapat beberapa adegan yang menantang maut. Seperti,
berjalan di atas bara Api, makan beling, dan mengiris badan dengan pisau.
Sebelum antraksi dimulai, para pemain berkumpul
untuk melakukan meditasi dengan roh yang di masukkan kedalam singa mainan, Agar
tak terjadi hal-hal yang bisa mencederai para pemain.
PENULIS
Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas
0 komentar:
Post a Comment
Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D