Hello

Welcome To My Blog

MISBAHUDDIN HASAN
Semoga Tulisan di Blog ini Bermanfaat Bagi Anda

Recent

Aktivis Mencari Cinta: Laki-laki je’ anakta ini pi!



Penapancasila.top- Perjalanan mencari pasangan hidup bukanlah hal yang mudah. Kecerdasan intelektual dan kualitas spiritual bukanlah syarat mutlak seseorang diterima sebagai pasangan hidup. Hanya sebagian kecil yang menjadikan keduanya syarat terjalinnya hubungan cinta kasih antara dua sejoli yang berlabuh di muara kesempurnaan ilahiah.
 
Banyak di antara kita yang menilai kelayakan pasangan dari kacamata Matrealis. Uang, jabatan, pendidikan, menjadi syarat utama untuk mencari atau menjadi pendamping hidup. Tapi, ada juga karakter yang cerdas, Religius, dan kaya, tapi sangat sulit Mendapatkan pasangan hidupnya karena ia terlalu idealis dalam menentukan pasangan. Seperti, cerdas, kayak, cantik, gagah, pengusaha, berakhlak, aktivis, dan sejenisnya. Konsep ideal inilah yang terkadang membuat seseorang sulit mendapatkan pasangan hidupnya. 

Saya teringat salah seorang senior yang hobinya mengajak orang lain menjadi lebih baik. Ia memulai kisah perjalanannya mencari penyempurna dua per tiga bagian dari agamanya, sejak tahun 2014. Ia berhasil menemukan pasangan hidupnya di bulan April, 2016.

Banyak cerita menarik yang terkandung dalam perjalanan tersebut. Saat hendak melamar, ia menelfon wanita yang akan ia lamar. Ia bertanya “ siapa nama lengkap  ayah dan ibu kamu?” saat wanita itu bertanya terkait alasan mempertanyakan hal tersebut, ia hanya berkata “ saya ingin silaturahmi” “silaturahmi dalam hal apa” dengan lincah ia menjawab : konsolidasi percepatan gerakan ke depan. Pilihannya ada dua, dipercepat atau diperlambat?”

Saat ia hendak menuju rumah wanita itu, ayahnya berkata” Nak! Bagaimana kalau Papi menemanimu” tanpa ragu ia menjawab “ laki-laki je’ anakta ini pi” kata-katanya seakan menitip pesan bahwa ia bisa menghadapi hal tersebut tanpa bantuan siapa pun.

Sesampainya di rumah wanita itu, ia memulai pembicaraan dengan mempertanyakan seputar jagung yang terdapat di kolom rumah, dan ditutup dengan kalimat “ maksud kedatangan saya ini, saya membawa misi untuk melamar putri bapak”. Sungguh diskusi yang menarik.

Setelah itu, ia kembali ke Makassar membawah tugas sebagai syarat pernikahan yaitu membuat puisi. Beberapa puisi telah ia buat, di antaranya berjudul “ Kelambu, Batu, dan Raga”.

Share this:

PENULIS

Pemuda sapaan Misbah. Kini aktif di berbagai lembaga pendidikan. Sembari menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswa, juga sebagai penulis lepas

BERGABUNGDENGAN PERCAKAPAN

0 komentar:

Post a Comment

Salam Cinta
NB:
Berkomentarlah dengan bijak
Selamat berkomentar...... :D