Islam itu Kolot, Agama Teroris
Penapancasila.top- Dekapan angin malam menggetarkan tubuh. Dedaunan bergoyang
mengikuti irama angin. Bulan dan bintang tak lagi menghiasi angkasa. Segelas kopi
dan sebatang rokok menemaniku melewati dinginnya malam.
Saya terdiam serambi mengamati sekelilingku. Pikiranku tertuju pada
kenangan masa lalu. Saat-saat tinggal dan besar dalam pangkuan Nenek. Setiap
malam, beliau menceritakan kisah kehidupan para nabi sebagai pengantar tidur.
Dan di ujung ceritanya beliau berpesan “ dalam menjalani kehidupan ini, kita
harus berpegangan pada tiga poin yaitu Salat, Baca Al-Quran, dan Berbuat baik.
Ketiganya harus berjalan berdampingan agar tidak pincang. Ibarat seseorang, ia
tidak akan berjalan normal apabila salah satu kakinya rusak.
Pesan itu hanya tersimpan dalam memori, saya tak pernah memahami
kenapa ketiga poin itu harus dijadikan sandaran hidup. Dan tak pernah sekalipun
mempertanyakan hal tersebut. Saat usia memasuki 22 tahun, saya baru memahami
bahwa ketiga poin itu adalah syarat untuk menjalin kehidupan harmonis antara
umat beragama, seagama dan seorang hamba dengan penciptanya.
Berbagai ayat Al-Qur’an menekankan ketiga poin tersebut. Beberapa
ayat menjelaskan tanggung jawab melaksanakan salat karena ia merupakan tiang
agama. Sebagian ayat juga menekankan untuk mempelajari kandungan Al-Qur’an agar
tidak salah dalam melangkah. Dan sebagiannya lagi menekankan untuk berbuat baik
kepada sesama makhluk ciptaan.
Tapi sangat disayangkan, ketiga poin yang dipaparkan secara gamblang
oleh Allah SWT disalah artikan oleh sebagian orang. Padahal untuk memahami ayat
tersebut tidak butuh analisa atau kecerdasan tersendiri. Cukup mengetahui
artinya, seseorang sudah bisa memahami maksudnya. Ya! Lagi-lagi kepentingan
politik yang mengharuskan menyalah gunakan ayat-ayat tersebut. Sehingga tak
jarang kita temukan, orang-orang yang mengatas namakan islam tapi suka mencela
dan bahkan melarang orang lain mengepresikan keyakinannya.
Islam yang dikenal sebagai rahmat seluruh alam, penyempurna risalah
kenabian, malah nampak seperti suster ngesot yang siap mencekik manusia. Hari
ini, islam tidak lagi dipandang sebagai agama cinta yang mengharuskan
penganutnya untuk cinta damai dan saling menghargai tapi dianggap sebagai agama
kolot yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan Zaman. Dan bahkan ada yang
menganggap bahwa islam itu agama teroris.
Memang wajar ketika sebagian beranggapan seperti itu karena
orang-orang yang jidatnya hitam bekas sujud justru melakukan kekerasan atas
nama jihad. Sebagaimana yang kita saksikan
di timur tengah. Dan bahkan, mimbar-mimbar yang dulunya sangat
disakralkan kini menjadi tempat menyampaikan pesan politik agar mendapat
dukungan.